Ketum METI : EGS Mahal, Optimalkan Pemanfaatan Panas Bumi Konvensional

Ruang Energi.com, JakartaKetua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma kepada ruangenergi menyampaikan pendapatnya terkait dengan pemanfaatan teknologi panas bumi.

Menurut Surya Darma, apa yang dilakukan Amerika terhadap program yang disebut dengan EGS adalah bagian dari upaya peningkatan pemanfaatan geothermal di Amerika. Amerika sendiri sudah mengembangkan geothermal secara conventional untuk pemanfaatan langsung khusunya untuk pemanasan rumah di musim dingin yang dikenal denga district heating dan green house secara komersial dari mata air lanas alam di Idaho sejak tahun 1926.

Selanjutnya, mereka bangun PLTP di Geyser sebesar 11 MW sejak tahun 1951 dan berkembang sampai sekarang sudah lebih dari 3 GW terutama di kawasan California. Semua penggunaan PLTP dan pemanfaatan langsung menggunakan conventional geothermal yang mengalir secara alami.

“Karena pada dasarnya bumi ini makin dalam kita masuk, memiliki potensi panas yang baik tapi tidak dapat dimanfaatkan secara alami tanpa ada upaya teknologi untuk bisa memindahkan panas dari dalam bumi kepermukaan bumi untuk dapat digunakan sebagai energi”, tutur Surya Darma di Jakarta(26/2/21).

Lebih lanjut Surya menjelaskan, karena itu muncullah ide bagaiamana mengambil panas yang ada di setiap tempat di dalam bumi itu dapat dimanfaatkan. Inilah teknologi yang dikembangkan sekarang yang disebut dengan EGS (enhanced geothermal system).

Amerika dan beberapa negara sudah mulai memikirkan, melakukan riset dan mengimplementasikan teknologi tersebut. Hal ini tentu saja akan dapat menambah potensi sumberdaya panas bumi di negara tersebut. Walaupun untuk melakukan pemanfaatannya membutuhkan biaya yang lebih besar dari pemanfaatan panasbumi yang konvensional.

Sementara itu, Indonesia pasti juga punya potensi EGS ini. Tetapi pertanyaannya apakah kita akan lakukan sekarang mengingat dibutuhkan biaya yang besar untuk memanfaatkannya.

Indonesia punya potensi panas bumi yang konvensional saja masih cukup besar belum dimanfaatkan. Sudah seharusnya kita optimalkan dulu pemanfaatan panas bumi yang konvensional itu.

“Jika suatu ketika semuanya sudah kita bangun, tentu saja akan terbuka peluang baru utk meningkatkan pemanfaatan nya dengan EGS (Enhanced Geothermal System)”, pungkas Surya Darma

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *