Begini Kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto Pasca 22 Tahun Mengabdi Hulu Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya harus berjuang lagi untuk mencapai long term planning (LTP) yang sama-sama telah disepakati, yakni 1 juta barel oil per hari dan 12 billion cubic feet per hari gas.

Tentu saja itu tugas yang tidak mudah. Kita membayangkan bagaimana awal-awal periode dibangunnya hulu migas tidak mudah.

“Lewat momentum yang diselenggarakan ini (22 Tahun Mengabdi Hulu Migas), mudah-mudahan kita selalu mengenang pencapaian-pencapaian ini. Saya sudah sampaikan saya tidak mau ya ini acara ulang tahun atau memperingati ini sebagai sarana hanya pesta-pesta saja, tapi betul-betul kita jadikan sebagai momentum mengenang pengabdian para senior kita hingga hari ini. Jadi tugas kita melanjutkan perjuangan itu,” kata  Dwi Soetjipto berpidato dalam acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, Selasa (16/07/2024), di Jakarta.

Dwi bercerita, hulu migas menjadi penyumbang kedua penerimaan negara setelah pajak dengan total kontribusi Rp5,045 triliun.

“Upaya kita untuk mencari cadangan migas,seperti kita ketahui setelah LTP kita tetapkan maka upaya-upaya perubahan, transformasi dilakukan untuk supaya bisa membangun pertumbuhan industri hulu migas ini. Catatan kita yang berhasil adalah kalau mulai dari eksplorasi alhamdulilah dalam 2 tahun terakhir kita menemukan 3 (tiga) giant discovery. Kemudian beberapa yang big fish. Mudah-mudahan itu  berarti tanda Indonesia kembali ke moment eksplorasi,” tutur Dwi.

Dia berterima kasih ke ExxonMobil, yang akan terus melanjutkan eksplorasi-eksplorasi di Indonesia.

“I know Exxon sudah menunjuk beberapa interest area dan kita sangat berterima kasih. Thank’s Bu Carol, waktu Exxon akan melanjutkan itu,” kata Dwi Soetjipto disambut tepuk tangan hadirin, saat  dia berpidato.

Begitu pula bp Indonesia yang kontinyu untuk mendevelop ‘The Kingdom of bp in Papua”, meskipun beberapa tahun terakhir berupaya meningkatkan temuannya menjadi bagus.

“Tentu saja termasuk ENI Indonesia already succed discovery last year and I can account how many their project in ‘Their Kingdom in East Kal’ that now by ENI. As well as off course in Andaman area, they will be a lot of player will be play that operated by Harbour and Mubadala. And well off course juga Pak Chalid dari Pertamina, meskipun belum giant discovery. Pak Chalid sedang menggeser fokus discovery-discovery kecil ke giant discovery. And also our college Medco, EMP dan yang lain-lainya, i can account one by one, hopefully dengan berbagai transformasi yang dilakukan government minimal easiness in investment and also incentive. And the second, is about reserve replacement ratio (R3) yang sudah 6 (enam) tahun terus di atas 100 persen.Walau begitu, kita pun masih punya tantangan. Kita masih belum bisa melihat cahaya yang cukup terang untuk bisa capai 1 juta dari reserve replacement ratio because it’s only 85% from discovery yang kita temukan. Kemudian gas is promissingly because in reserve replacement ratio is also 150% from production. Jadi potensi gas should be promissing.The challange is the infrastructure,” tutur Dwi.

Dwi menambahkan, selama ini orang mulai berbisik-bisik oil and gas sunset industry. Wyh people said that? Because the renew energy comes. Tetapi itu semua kan hanya bicara energi.

“Sedangkan oil and gas is not only for energy, but also for petrochemical. So I do belive that no sunset for oil and gas industry,” kata Dwi Soetjipto disambut tepuk tangan hadirin, saat  dia berpidato dalam acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, Selasa (16/07/2024), di Jakarta.

Dwi bercerita, dia pernah menyampaikan pidato seperti ini di Universitas Veteran di Yogyakarta, dihadapan mahasiswa jurusan Geologi.

“Mereka dari tadinya agak ngantuk-ngantuk, begitu dengar ini langsung bangun semua. Ternyata masih ada masa depan bagi para geologist,” cetus Dwi di pidatonya dan disambut tepuk tangan hadirin termasuk para mantan pejabat BPMIGAS dan SKK Migas yang hadir di acara tersebut.

Nampak hadir mantan Kepala BPMIGAS  Rahmat Soedibyo dan mantan Kepala SKK Migas Amin Soenaryadi. Plus hadir juga mantan Wakil Kepala (Waka) BPMIGAS Hardiono, mantan Waka SKK Migas Soekendar dan mantan Waka SKK Migas Nanang Abdul Manaf.