Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto berharap semakin banyak perusahaan minyak dan gas (migas) kelas dunia masuk ke hulu migas Indonesia.
Bila perlu, 1000 (seribu) perusahaan migas masuk ke hulu migas Indonesia. Semakin banyak, semakin bagus bagi Indonesia untuk menambah lifting migas sehingga apa yang diharapkan dari Asta Cita Presiden Prabowo bisa tercapai. Misi kedua dari Asta Cita menekankan pentingnya kemandirian bangsa melalui swasembada di sektor-sektor vital seperti pangan, energi, air, serta pengembangan ekonomi hijau dan biru.
“Makin banyak makin bagus 1000 masuk indonesia juga gak apa-apa,” kata Djoko Siswanto dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Minggu (19/05/2025), di Jakarta.
Shell Plc Incar Hulu Migas Indonesia
Informasi yang diterima ruangenergi.com, selain TotalEnergies dan Chevron Corporation ternyata Royal Dutch Shell atau sekarang dikenal sebagai Shell Plc, diam-diam ingin masuk kembali ke hulu migas Indonesia. Terakhir Shell berpartisipasi di blok Masela, namun melepas semua kepemilikannya.
Shell sebelumnya memiliki 35% participating interest (PI) di Blok Masela. Namun, pada Juli 2023, Shell menjual seluruh kepemilikannya kepada konsorsium yang terdiri dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Petronas Masela Sdn. Bhd.
Dalam transaksi tersebut, PHE mengakuisisi 20% PI, sementara Petronas memperoleh 15% PI di Blok Masela. Penjualan ini disepakati dengan nilai total hingga US$650 juta, terdiri dari pembayaran tunai sebesar US$325 juta dan tambahan kontingen sebesar US$325 juta yang akan dibayarkan saat keputusan investasi final (Final Investment Decision/FID) diambil untuk proyek Lapangan Abadi