Desa Wisata Sumberoto Kini Makin Menyala Dengan Tenaga Surya

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Malang, ruangenergi.com – Di tepian Laut Selatan Jawa, sinar matahari kini tak hanya menghangatkan pasir pantai, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi masyarakat Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Dengan hadirnya Program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina, kawasan pesisir ini bertransformasi menjadi sebuah Desa Wisata Pesisir Modern, tempat dimana energi terbarukan menggerakkan roda ekonomi, pariwisata dan konservasi alam.

“Dulu kalau sudah malam, pantai gelap gulita. Kami hanya mengandalkan genset. Tapi karena biayanya tinggi, jadi menyalanya terbatas,” kenang Slamet, pengelola Kelompok Wisata Sumberoto. Keterbatasan energi membuat aktivitas perekonomian terhambat, jam usaha pendek. Akibatnya fasilitas wisata tidak berkembang, bahkan kegiatan konservasi penyu sering kali terhenti saat bahan bakar genset menipis.

Kini, situasinya berubah total. Dengan terpasangnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 6,6 kWp dan batere 20 kWh, geliat ekonomi di Sumberoto hidup kembali. Energi matahari kini menjadi sumber daya utama untuk operasional pertanian, mesin pengolahan hasil laut, freezer dan pendingin hasil tangkapan, serta penerangan dan promosi digital wisata.

“Sekarang pantai kami menyala hingga malam hari. Wisatawan bisa datang sampai malam. Kami bisa jual hasil laut segar, olahan ikan, bahkan buka warung hingga larut malam. Semua berkat adanya listrik dari tenaga surya,” ungkap Slamet.

Pemanfaatan energi bersih ini membawa perubahan nyata. Selain menekan biaya listrik hingga 13,9 juta rupiah lebih per tahun, PLTS juga mengurangi emisi karbon sebesar 9,06 TonCO₂ek per tahun yang setara dengan penanaman 2.265 pohon.

Lebih dari itu, dukungan energi terbarukan membuka peluang ekonomi baru. Masyarakat kini mengembangkan ekowisata berbasis konservasi penyu, Usaha Mikro dan Kecil (UMK) kuliner pesisir, hingga kerajinan tangan dari bahan laut. Dengan potensi peningkatan pendapatan mencapai 25-30 juta rupiah per tahun.

Tak hanya ekonomi, akses internet kini lebih stabil berkat adanya pasokan listrik dari PLTS yang memungkinkan warga dapat memasarkan produk usaha dan wisata mereka secara digital di media sosial. Desa Sumberoto kini tak hanya dikenal sebagai kampung nelayan, tapi juga sebagai destinasi edukatif energi dan konservasi pesisir.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Muhammad Baron mengatakan bahwa Program Desa Energi Berdikari ini menunjukkan bagaimana energi terbarukan dapat menjadi katalis bagi kemajuan ekonomi kerakyatan di pedesaan.

“Energi hijau bukan hanya soal efisiensi, tapi tentang membangun sebuah peradaban baru. Di mana masyarakat di wilayah pesisir bisa mandiri, sejahtera dan tetap menjaga alam laut. Desa Wisata Sumberoto menjadi salah satu dari 252 DEB yang dikolaborasikan Pertamina bersama kelompok masyarakat di seluruh Indonesia. 70 persennya berada di luar pulau Jawa, sehingga mendukung pemerataan pembangunan,” ujar Baron.

Program Desa Energi Berdikari di Desa Wisata Sumberoto dirasakan manfaatnya oleh sekitar 1.500 orang penerima manfaat langsung dan tidak langsung. Melalui cahaya matahari yang kini mengalir menjadi energi, Sumberoto membuktikan bahwa energi hijau tak hanya menyalakan lampu, tetapi juga menyalakan kehidupan serta membawa semangat baru bagi masyarakat pesisir menuju masa depan yang mandiri, hijau, dan berkelanjutan.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.