Dihadapan DPR RI, SKK Migas Sampaikan Ada Sumur Milik Medco EP Natuna Hasilkan 10 Ribu Barel

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan filling the gap menjadi suatu upaya teknikal mengatasi penambahan produksi migas Indonesia.

Namun ada surprise yang diterima SKK Migas dari kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas Medco EP Natuna dimana dari 1 sumur bisa memproduksikan 10 ribu bopd.

“Kemarin,dua tiga hari yang lalu, ada satu sumur dikerjakan (Medco EP Natuna) 10 ribu Pak, semoga saja nanti ada lagi banyak dan bisa menutupi gap yang ada dengan APBN yang ada,” kata Deputi eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo dihadapan Komisi VII DPR RI saat hadiri RDP dengan Kepala SKK Migas, dengan agenda: 1. Realisasi produksi, lifting, pendapatan dan investasi Tahun 2022 di sektor hulu migas 2. Target dan program prioritas hulu migas di Tahun 2023,Rabu (01/02/2023) di Jakarta.

Wahju menjelaskan program filling the gap itu,yang sudah teridentifikasi sekarang sudah 15 ribu bopd dari berbagai K3S.

“Secara teknikal dari WPNB 2023 yang baru selesai desember kemarin (pembahasannya), itu dari teman-teman K3S sekitar 622-623 ribu bopd untuk minyak,” ungkap Wahju.

Mendengar penjelasan SKK Migas, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto sontak meminta penjelasan.

“Nah gimana logikanya? Apakah lantas dengan target 660,kalau sesuai kesanggupan K3S hanya 620 sekian, apa ada upaya untuk menggenjot? Enggak apa..ini kita diskusi,” tanya Sugeng.

Dwi merespon pertanyaan Ketua Komisi VII DPR tersebut. Dia menjelaskan adanya upaya SKK Migas dengan menyebutnya sebagai program filling the gap.