Jakarta, ruangenergi.com- Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji mengatakan proses jual-beli gas dari blok Masela masih berjalan.
Semua proses jual beli gas dari blok Masela, diserahkan sepenuhnya kepada SKK Migas untuk melakukan proses tersebut.
Di sisi lain, ketika plan of development (POD) blok Masela sudah disetujui, maka diharapkan Konsorsium Inpex, PHE dan Petronas segera kerjakan kegiatan eksplorasi dan operasi produksi di blok tersebut.
“Persiapan untuk melakukan pengeboran, kan memang di sana sudah ada sumur sumur appraisal, namun harus ada pengeboran baru. Mengevaluasi apa yang ada di Masela,” kata Tutuka kepada wartawan usai upacara pelantikan Dirjen EBTKE di Kementerian ESDM, Kamis (14/03/2023), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan ada beberapa opsi plan of development (PoD) yang diupayakan oleh Inpex Masela Ltd untuk blok Masela.
Termasuk penggunaan floating LNG punyanya Petronas Sdn Bhd. Di sisi lain, Petronas juga partner Inpex di Masela.
“Revisi PoD terbaru saat ini, jadi acuan proyek berjalan oleh Inpex, yaitu seperti disetujui oleh Mesdm 28 November 2023, dimana disana ditambahkan fasilitas untuk kegiatan carbon capture storage. Oleh karena itu Capex nya jadi lebih tinggi dari sebelumnya menjadi naik dari 18,9 menjadi 20. Kemudian, kick of dari proyek ini sudah dilakukan di akhir Desember 2023. Diikuti dengan pembentukan tim projek Inpex. Recruitment beberapa tenaga kerja yang ada untuk melengkapi kegiatan proyek. Kemudian, survei-survei semua dilanjutkan. Pembebasan lahan sudah selesai,” kata Dwi dihadapan Komisi VII DPR, Rabu (13/03/2024), di Jakarta.
Dwi bercerita, dari skedul proyek mundurnya bukan dikarenakan Shell Indonesia mundur, namun reasonnya dikarenakan reason on stream, dikarenakan Covid-19.