Dirut Pertamina: Pengembangan Bisnis Petrokimia di Indonesia Butuh Kerangka Peta Jalan

Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Utama PT  Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengharapkan adanya kerangka peta jalan (framework roadmap) yang perlu disiapkan terkait pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia. Hal itu meliputi berbagai aspek seperti aspek transportasi, distribusi, infrastruktur maupun insentif fiskal.

“Potensi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia masih sangat besar. Saat ini potensi gas to petrochemical dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission,” kata Nicke saat berbicara pada acara National Petrochemical Conference (NPC) 2024.

NPC 2024 diselenggarakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Tuban Petrochemical Industries yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).

“Kehadiran NPC diharapkan dapat menjadi wadah bagi para stakeholder industri petrokimia nasional membangun kerja sama, komunikasi dan jaringan, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mencari solusi atas tantangan dan kendala yang dihadapi industri petrokimia nasional,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menyampaikan bahwa, saat ini terbuka 3 opsi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia yang dapat dilakukan bersama dengan KPI yakni skema joint venture, strategic agreement, dan merger & acquisition.

“KPI memiliki target produksi petrokimia sebesar 7,5 juta ton per tahun pada 2030 dari posisi produksi saat ini di angka 1,9 juta ton per tahun,” ucapnya.

Sementara Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto membahas pembiayaan infrastruktur industri petrokimia nasional dengan cara public private partnership.

Melalui metoda ini, pemerintah bersama swasta dapat berbagi manfaat dan biaya untuk memacu percepatan pembangunan infrastruktur petrokimia pada satu kawasan terpadu, sehingga diperoleh efisiensi dalam pembiayaan dan penggunaan infrastruktur tersebut.

NPC 2024 mengusung tema utama “Membangun Ketahanan Industri Petrokimia Nasional di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Regional dan Global” sesuai dengan tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri petrokimia nasional saat ini, dimana terdapat instability harga bahan baku maupun produk petrokimia sebagai akibat kurang baiknya kondisi geopolitik global.

Situasi ini memberikan risiko penurunan pendapatan, kenaikan biaya produksi dan operasi, serta tergerusnya laba hingga terciptanya rugi bersih pada perusahaan.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *