PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) optimistis bisa menyelesaikan divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada triwulan ketiga tahun ini. Pasalnya, Inalum dan Vale telah sepakat nilai valuasi.
Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak menyebut proses divestasi 20% saham Vale sudah masuk tahapan persetujuan pemegang saham. Dia yakin persetujuan internal dari pemegang saham Inalum bisa didapat pada bulan ini.
Sedangkan persetujuan dari pemegang saham Vale bisa didapat pada Februari 2020. “Angkanya sudah sepakat, tinggal approval internal masing-masing,” kata Orias di Kantor Pusat Inalum Tanjung Kuala, Sumatera Utara.
Jika persetujuan internal sudah didapat dari masing-masing pemegang saham, maka Inalum dan Vale akan menandatangani kesepakatan berupa Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) pada triwulan pertama tahun ini. Selanjutnya Inalum punya waktu hingga September 2020 untuk menyelesaikan pembayaran.
“Tandatangan Maret, enam bulan berikutnya kami bayar. Jadi kesepakatan beres triwulan pertama, pembayaran triwulan ketiga. Kalau semua approval lengkap,” ujar Orias.
Inalum disebut-sebut telah menganggarkan dana
sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun untuk mengambil 20% saham Vale.
Menteri BUMN Erick Thohir memandang positif
langkah Inalum mengakuisisi 20% saham Vale. Sebab, produk utama Vale berupa
nikel bakal dibutuhkan sebagai bahan dasar pembuatan mobil listrik yang saat
ini tengah berkembang. “Kita produsen nikel nomor satu, terbesar di dunia
mungkin. Nah, dengan itu bagaimana bahwa akuisisi Vale juga menjadi bagian
penting secara strategic plan,” kata Erick pekan lalu.