Jakarta, Ruang Energi.Com- Pakar dan profesional di bidang energi dan kelistrikan, Dr. Ir. Herman Darnel Ibrahim, M.Sc, mengungkapkan kepada Ruang Energi.Com bahwa, tantangan pemanfaatan intermittent Power ( wind dan solar) dl orde Gigawatt adalah penyediaan storage/ batere yang murah/ ekonomis. Kunci kekonomian pemanfaatannya ada pada biaya storage.
Dirinya menyatakan, beberapa tahun lalu pernah dua kali bertemu dengan Geoff James dari PILBARA Australia. Dimana James mempresentasikan gagasan pemanfaatan lahan gurun Australia yang total luasnya sekitar 60-an Juta ha( 1/3 Indonesia).
Dengan 1/3-nya dipasang Photo Voltaik(VP), lahan tersebut mampu hasilkan listrik lebih 20.000 GW dengan energi per tahun sekitar 30.000 Terrawatthours yang lebih dari cukup untuk memenuhi konsumsi listrik dunia yang 22000-an Terrawatthours (tahun 2018).
“Jika diwujudkan listrik gurun Australia itu akan dapat di ekspor ke seluruh ASIA, bahkan sampai ke Eropa memanfaatkan jaringan transmisi HVDC (high voltage direct current)”,ujar Geoff James
Namun implementasinya memerlukan storage (energi marahari hanya dapat dipanen siang/ waktu ada matahari). Perlunya storage tersebut selain untuk dapat memasok secara kontinu 24 jam, juga supaya investasi HVDC nya ekonomis.
Dengan harga storage/batere yg masih tinggi ( USD 200/kilowatthour kapasitas), biaya storage masih tinggi, yaitu masih diatas 10 cents per kilowatthour. Karena itu gasaaan tersebut masih belum layak diwujudkan. Jadi tantangannya adalah membuat storage yang murah.
Menurut Herman Darnel, jika biaya storage/batere sudah murah mungkin global grid akan segera terwujud, memanfaatkan panel surya skala besar di lahan gurun gurun, tidak hanya di Australia, tapi juga di Asia, Afrika dan Amerika. Dan kelak 100% listrik bisa dipenuhi dengan energi solar.
Ketua CIGRE Indonesia ini menegaskan, dengan harga batere yg masih tinggi ( USD 200/kWh capacity atau >> 10 cents per kWh), gagasan tersebut belum layak diwujudkan. Jadi tantangannya adalah membuat storage yang murah.
“Jika batere/storage sudah murah mungkin global grid akan segera terwujud, memanfaatkan gurun gurun di benua-benua Australia, Asia, Afrika dan Amerika. Dan 100% listrik bisa dipenuhi dg energi solar”, tutup Herman Darnel Ibrahim