Jakarta,ruangenergi.com–Sub holding refinery and petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) diminta melakukan evaluasi terhadap sistem HSSE mereka, melakukan audit investigasi terhadap semua sistem safety mereka serta melakukan kembali refreshment terhadap personil yang bekerja termasuk pihak ketiga.
Perubahan managemen di KPI seharusnya bisa membawa perubahan terhadap semua hal di KPI, tapi ternyata ada saja miss sehingga terjadi kebakaran dan bahkan sampai ada korban jiwa. Sebagai subholding yang diberikan tangungjawab dalam mengelola perusahaan sendiri, terkait dengan safety sudah sepatutnya menjadi tanggungjawab subholding KPI tidak lagi menjadi tanggungjawab Holding.
“Sebenarnya saya sudah agak sulit untuk berkata-kata terhadap kinerja dari PT KPI ini terutama dari sisi keselamatan dan lingkungan atau HSSE ini. Seharusnya PT KPI bisa belajar karena sudah cukup banyak insiden yang terjadi sejak tahun 2021 kemarin,” demikian disampaikan Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan kepada ruangenergi.com, Senin (16/05/2022) di Jakarta.
KPI,lanjut Mamit,diminta harus terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar bahwa proses bisnis mereka aman dan tidak akan menganggu aktivitas serta keselamatan masyarakat sekitar.
Ely Chandra, Area Manager Comm, Relation & CSR Kilang Balikpapan menyampaikan bahwa plant 5 menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM.
“Saat ini, kami akan mengoptimalkan stok yang terdapat dalam tangki. Namun, kami juga tengah mempersiapkan rencana tambahan bahan baku produk untuk menggantikan kebutuhan komponen HOMC dari Plant 5 yang diperlukan untuk memproduksi BBM. PT KPI akan mempergunakan komponen PT PPN yang diambil dari dari Terminal BBM Tanjung Uban. HOMC (High Octane Mogas Componen) merupakan komponen yang diperlukan untuk memproduksi BBM beroktan tinggi seperti Pertama.
Dia menjelaskan bahwa perbaikan Plant 5 dijadwalkan selesai dalam 7 hari ke depan, dan kita memastikan produksi BBM tetap dapat berjalan dengan aman.
“Mohon doa dan dukungannya agar tahapan-tahapan perbaikan tersebut dapat dilaksanakan semaksimal mungkin,” pungkas Ely.