Turun Harga 90 Persen, Harga Baterai Dunia Diharapkan Tingkatkan Penetrasi Energi Terbarukan

Jakarta, ruangenergi.com – Dalam laporan terbaru berjudul Batteries and Secure Energy Transitions, analisis komprehensif pertama terhadap keseluruhan ekosistem baterai dari Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA), harga baterai di dunia telah turun lebih dari 90 persen dalam 15 tahun terakhir.

Penurunan harga baterai diharapkan dapat meningkatkan penetrasi energi terbarukan di seluruh dunia. Penurunan harga tersebut menjadi salah satu yang tercepat di antara teknologi energi ramah lingkungan.

Pada 2023 saja, penggunaan baterai di sektor ketenagalistrikan meningkat lebih dari 130 persen, sebagaimana dilansir Euronews, Kamis (2/5/2024).

Murahnya baterai juga mengerek penjualan mobil listrik. Pada 2023, 14 juta kendaraan listrik terjual. Padahal pada 2020, hanya 3 juta kendaraan listrik yang terjual.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengungkapkan, baterai akan menjadi penopang utama pengembangan energi terbarukan dan kendaraan lsitrik.

“Sektor ketenagalistrikan dan transportasi merupakan dua pilar utama dalam menurunkan emisi dengan cukup cepat untuk memenuhi target yang disepakati pada COP28 dan tetap membuka kemungkinan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

Dalam KTT iklim COP28 di Dubai tahun lalu, negara-negara sepakat untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan sebanyak tiga kali lipat pada 2030.

Negara-negara juga sepakat meningkatkan efisiensi energi sebanyak dua kali lipat, sambil bertransisi dari bahan bakar fosil yang merusak iklim. Urgensi baterai Energi terbarukan seperri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) mempunyai sifat yang intermittent.

Artinya, produksi listrik dari PLTS dan PLTB sangat bergantung terhadap cuaca seperti banyaknya intensitas sinar matahari atau kencangnya angin.

Karena itulah, dibutuhkan penyimpanan energi listrik yang diproduksi dari kedua pembangkit tersebut agar aliran listrik ke pelanggan menjadi andal. Dan baterai menjadi salah satu jawabannya.

Baterai juga menawarkan jalan keluar untuk menyimpan kelebihan listrik yang mungkin akan hilang dari PLTS datau PLTB. Untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan global pada 2030, IEA menghitung bahwa diperlukan penyimpanan energi sebesar 1.500 gigawatt (GW). Dari jumlah tersebut, 1.200 GW di antaranya berasal dari baterai.

Baterai juga dapat membantu mencapai akses energi universal di seluruh dunia pada 2030, memungkinkan 400 juta orang di negara berkembang mendapatkan akses listrik melalui solusi terdesentralisasi seperti sistem PLTS rumahan dan jaringan listrik mini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *