Energy Watch: Perlu Banyak Bangun Infrastruktur Gas Bumi

Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, pemerintah dan PGN harus lebih banyak membangun infrastruktur gas bumi jika menginginkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri semakin optimal.

Hal ini disampaikan Mamit dalam Webinar bertajuk “Arah Baru Industri Migas: Ketahanan Energi dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG”, yang dilakukan secara hybrid secara offline dan online melalui Channel YouTube Ruang Energi, Rabu (22/9/2021).

‘Agar pemanfaatan gas bumi untuk domestik dapat semakin optimal, menurut maka infrastruktur gas bumi harus banyak dibangun. Bahkan tadi PLN sudah meminta, bahwa ke depannya kita harus membangun infrastruktur,” katanya.

“Pemerintah juga perlu menciptakan lebih banyak demand agar serapan gas di dalam negeri lebih bisa berkembang. Perlu ada insentif-insentif yang diberikan agar demand bisa tumbuh dengan adanya kawasan-kawasan industri baru,” tambah Mamit.

Menurut dia, potensi gas bumi Indonesia yang sangat besar terutama di bagian timur Indonesia. Sementara industri banyak terdapat di bagian barat Indonesia.

“Bagaimana gas di Papua dan Sulawesi bisa dibawa ke Indonesia bagian barat karena memang di sana market-nya dibandingkan di Indonesia bagian timur dan tengah,” kata Mamit.

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa gas merupakan salah satu masa depan Indonesia. Namun untuk mendapatkannya tidak mudah karena butuh investasi yang besar.

“Untuk menyalurkannya pun sama. Oleh karena itu saya kira perlu ada keputusan bersama. Ataupun satu kesimpulan dari stakeholder. Bagaimana infrastruktur pembangunan gas bisa berjalan dengan baik,” ujar Mamit.

Terkait formulasi harga gas termasuk untuk industri, menurut Mamit harus adil dan menguntungkan semua pihak.

“Konsumen gas harus untung karena mendapatkan harga terbaik, dan produsen atau KKKS juga untung dari investasi yang ditanamkan di Indonesia. Inilah substansi harga terbaik itu harus bisa diwujudkan,” tutup Mamit.

Sebelumnya Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK migas Agus Budiyanto mengatakan, kebutuhan gas di Indonesia, saat ini meningkat.

Untuk pasar domestik, pembeli terbanyak PLN. Kemudian disusul industri. Adapun terkait sinergitas, Agus pun setuju.

“Gas inikan banyak yang terlibat. Ada kepentingan pemerintah, pengusaha dan user. Harus bertemu,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Tokyo Gas Indonesia Mikio Matsumoto mengatakan bahwa meskipun telah menetapkan tahun 2050 sebagai tahun nol emisi karbon, namun pada tahun 2020 Pemerintah Jepang masih menganggap gas alam sebagai penggerak pembangunan.

“Ini untuk memberikan kepastian, misalnya telah ditetapkan formula regulasi gas pipa dan biayanya untuk penyediaan gas yang adil dan stabil bagi pelanggan tertentu,* katanya.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *