Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com— Ada tren menarik di pasar BBM Indonesia tahun ini. Penjualan Pertalite (RON 90) yang dulu jadi primadona masyarakat, kini mulai melandai. Sebaliknya, konsumsi bensin non-subsidi justru melonjak tajam.
Data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM menunjukkan, hingga Juli 2025, penjualan harian Pertalite turun sekitar 5,1 persen, dari 81 ribu kiloliter per hari (2024) menjadi 76 ribu kiloliter per hari. Sebaliknya, penjualan bensin non-subsidi naik hampir 19 persen.
Tren ini dipicu oleh kebijakan wajib QR Code untuk pembelian Pertalite di SPBU Pertamina. Akibatnya, konsumsi Pertalite menurun, sementara masyarakat banyak beralih ke BBM nonsubsidi seperti RON 92, RON 95, hingga RON 98.
Dampaknya tidak kecil. Kompensasi pemerintah untuk Pertalite diperkirakan turun drastis dari Rp48,9 triliun (2024) menjadi Rp36,3 triliun di 2025. Artinya, ada efisiensi Rp12,6 triliun lebih atau sekitar 25 persen.
Swasta Ikut Dapat Panggung
Pasar bensin non-subsidi juga makin ramai. Penjualan Pertamina di segmen ini diproyeksikan tumbuh 14 persen, sementara pemain swasta seperti Shell, Vivo, ExxonMobil, AKR, hingga BP naik 91 persen—hampir dua kali lipat!
Untuk mengimbangi lonjakan kebutuhan ini, pemerintah memberi izin impor bensin bagi swasta dengan batas maksimal naik 10 persen dari penjualan 2024. Hasilnya, realisasi impor swasta kini sudah hampir 100 persen.
Meski swasta tumbuh agresif, Pertamina Patra Niaga tetap jadi pemain utama. Pertamina masih punya sisa kuota impor 31 persen atau 6,81 juta kiloliter, cukup untuk menyuplai SPBU swasta hingga akhir tahun.
Dirjen Migas Laode Sulaeman menegaskan, kerja sama dengan swasta dilakukan lewat skema business to business yang adil. “Kita ingin win-win solution. Pasokan aman, masyarakat tenang, dan iklim usaha tetap sehat,” ujarnya dalam bahan paparan di rapat dengar pendapat DPR Komisi XII, Rabu (01/10/2025), di Jakarta.
Bahkan, kargo BBM pertama hasil kerja sama Pertamina dengan swasta sudah tiba di Indonesia pada 24 September 2025, disusul kargo kedua pada 2 Oktober 2025. Pertamina pun sudah memasok 40 ribu barel tambahan untuk SPBU swasta.
Dengan strategi ini, pemerintah optimistis pasokan bensin 2025 tetap terkendali meski konsumsi bergeser. Publik pun bisa bernapas lega: bensin tetap tersedia, baik di SPBU Pertamina maupun SPBU swasta.