Eskalasi Konflik Timur Tengah, Industri Hulu Migas Jadi Harapan Masyarakat Indonesia Capai Ketahanan Energi

Jakarta, Ruangenergi.com – Industri hulu minyak dan gas nasional menjadi harapan masyarakat Indonesia dalam mencapai ketahanan energi di tengah eskalasi konflik Timur Tengah, seperti yang terjadi baru-baru ini antara Israel-Palestina seusai konflik Israel-Iran mulai sedikit mereda.

Hal ini disampaikan Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (09/5).

“Eskalasi konflik di Timur Tengah berisiko mengerek harga minyak dunia hingga ke level 100 dolar AS per barel atau tertinggi sepanjang sejarah (all time high) ” katanya.

Menurut Dadan, pemerintah dapat mengandalkan sektor hulu migas nasional, terutama dengan dibukanya wilayah kerja (WK) baru untuk peningkatan kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang masif saat ini.

“Potensi di Indonesia masih menarik investor. Akhir-akhir ini studi untuk pembukaan WK baru cukup banyak. Jadi, dari sisi potensi migas, sektor hulu migas di Indonesia masih bisa diandalkan,” ujar Dadan.

Kendati demikian, ia menilai sektor hulu migas nasional perlu didukung oleh kebijakan yang ramah investasi serta kemudahan dan kecepatan perizinan demi mendongkrak kinerja hulu migas di Tanah Air.

“Ke depan, perbaikan regulasi yang mendorong pelaku bisnis berinvestasi menjadi faktor utama kinerja hulu migas,” katanya.

Pihaknya mencatat realisasi investasi migas 2023 sebesar 15,6 miliar dolar AS atau naik 12 persen dari 2022 sebesar 13,90 miliar dolar AS. Rinciannya, investasi hulu sebesar 13,72 miliar dolar AS dan investasi hilir 1,88 miliar dolar AS.

“Kementerian ESDM berupaya mengurangi ketergantungan impor minyak dan elpiji sebagai respons pemerintah di tengah ketegangan geopolitik,” tegasnya.

“Upaya itu dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi domestik untuk sektor pupuk, industri dan ketenagalistrikan melalui program hilirisasi gas bumi, gasifikasi pembangkit listrik berbahan bakar diesel hingga optimalisasi pemanfaatan gas melalui moda compressed natural gas (CNG),” pungkasnya.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *