Jakarta, Ruangenergi.com – Harga minyak dunia terus terpuruk bahkan sempat jatuh ke level terendah sejak tahun 2002 yaitu harga minyak mentah West Texas Intermediate di AS turun 6,6 persen atau USD 1,42 menjadi USD 20,09 per barel, sedangkan untuk harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan dunia turun 8,7 persen menjadi USD 22,76 per barel yang terjadi pada Selasa, (31/3) yang lalu.
Meskipun pada Hari Kamis (3/4) harga minyak dunia kembali meroket namun publik tetap bertanya-tanya kenapa pemerintah maupun badan usaha belum juga menurunkan harga BBM subsidi maupun BBM non subsidi.
Menanggapi hal ini, Direktur Executive Energy Mamit Setiawan mengatakan bahwa saat ini penurunan harga BBM baik subsidi maupun non subsidi masih belum bisa dilakukan. ”Menurut saya untuk bulan ini sepertinya belum bisa diturunkan harga BBM baik itu subsidi maupun non subsidi. Ini disebabkan saat Pertamina membeli minyak mentah maupun produk harganya masih belum mengalami penurunan secara signifikan seperti saat ini. Karena Pertamina biasanya mengimpor 1-2 bulan lalu saat harga minyak dunia masih diangka US$ 50 per barrelnya.” ujar Mamit di Jakarta, Jumat (03/4).
Menurut dia, salah satu faktor untuk penghitungan harga BBM adalah kurs mata uang rupiah dengan mata uang dollar AS. ”Saat ini kurs mata uang kita babak belur dalam menghadapi mata uang dollar AS. Jadi, memang masih menjadi beban bagi Pertamina dalam menghitung rencana penurunan BBM tersebut,” tukasnya,
Dikatakan, penuruanan harga BBM ditengah pandemik COVID-19 ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat. ”Saat ini kegiatan masyarakat adalah bekerja di rumah. Mereka mengurangi aktivitas mobilisasi sehingga jika dilakukan penurunan BBM juga tidak memberikan multiplier effect yang cukup signifikan” ujarnya.
“Saya kira Pertamina harus menurunkan harga BBM ketika kita sudah dalam kondisi normal dan masyarakat kembali beraktivitas dengan harapan bisa menumbuhkan kembali perekonomian masyarakat yang sudah terpuruk saat pandemi COVID-19 ini dengan harapan ke depan harga minyak dunia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” pungkasnya.
