Jakarta,ruangenergi.com– PT Pertamina (Persero) terus beradaptasi selain optimalisasi performa bisnis existing menghadapi masa transisi energi global yang terjadi saat ini.
Di sisi lain, Pertamina terus berupaya kembangkan transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
“Secara garis besar, kita terus beradaptasi, selain optimalisasi performa bisnis existing, kita juga terus kembangkan transisi energi fosil ke EBT,” kata VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso kepada ruangenergi.com, Rabu (01/02/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, PT Pertamina (Persero) terus memimpin transisi energi di Indonesia dan memastikan seluruh segmen masyarakat dapat menerima manfaatnya. Hal tersebut juga merupakan komitmen global dan menjadi bagian dari rekomendasi kebijakan dari Business 20-Task Force Energy, Sustainability, and Climate (B20-TF ESC) dalam gelaran G20 November 2022 di Bali.
B20-TF ESC telah melahirkan enam rekomendasi kebijakan untuk mempercepat transisi energi yang mengakomodasi tantangan, peluang, dan risiko yang terkait peningkatan transisi yang adil dan teratur di negara berkembang.
“Ada enam kebijakan, tapi tujuan utamanya adalah tidak ada yang tertinggal dalam masa transisi, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di Paviliun Indonesia pada World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, Rabu (18/1/2023).
Nicke yang juga menjabat sebagai co-Chair B20-TF ESC pada G20 tahun 2022 mengatakan Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang memegang Presidensi G20. Menurutnya, rekomendasi tersebut diperlukan untuk mempercepat transisi energi. Keenam rekomendasi kebijakan tersebut antara lain secara progresif meningkatkan kuantum, prediktabilitas, dan kemudahan aliran pembiayaan ke negara-negara berkembang.