Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com — Indonesia lagi dilema soal pasokan gas. Kalau tak segera diatasi, listrik PLN bisa terganggu, pupuk langka, hingga harga pangan ikut meroket.
Seorang petinggi hulu migas, menyebut ada tiga opsi di meja pemerintah: impor sementara, breach contract (melanggar kontrak) ekspor, atau cari solusi kompromi. Pejabat itu bercerita kepada ruangenergi.com sembari menyeruput kopi dan makan tahu isi, Senin malam (18/08/2025), di Jakarta.
Dia bercerita, jika opsi Impor sementara, memang bisa cepat nutup pasokan, tapi harga mahal, beban devisa berat, dan kemandirian energi jadi ilusi.
Namun jika opsi breach kontrak ekspor, maka pasokan domestik langsung aman, tapi reputasi Indonesia di mata buyer global bisa hancur. Risiko gugatan internasional hingga hilangnya investasi migas pun mengintai.
Untuk opsi cari jalan tengah, bisa lewat renegosiasi kontrak ekspor sembari membuka impor spot terbatas. Kredibilitas tetap terjaga, kebutuhan dalam negeri aman. Masalahnya, butuh waktu dan diplomasi alot.
Pilihan ini bukan sekadar soal teknis energi. Dampaknya bisa langsung terasa di dapur rumah tangga: tarif listrik, harga pupuk, hingga harga beras.
Kini bola ada di pemerintah: mau pilih jalan pintas yang mahal, langkah berani yang berisiko, atau kompromi yang paling berkelanjutan?