Banda Aceh,ruangenergi.com-Melihat gonjang ganjing krisis batubara untuk kebutuhan PT PLN (Persero) memberikan sebuah warning yang kuat agar kita segera menyiapkan skenario transformasi penggunaan energi terbarukan.
Skenario ini menjadi penting agar kita tidak terjebak dalam sebuah tataran yang secara tiba-tiba kita akan mengalami krisis kembali.
Karena itu harmonisasi antara penyiapan pembangkit energi terbarukan dan penurunan penggunaan energi yang hanya bergantung pada PLTU,akan membawa krisis baru jika tidak dipersiapkan dengan matang.
Demikian dikemukakan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Surya Darma dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Jumat (07/01/2022).
Surya membeberkan, sebagaimana karakteristik energi terbarukan yang memerlukan waktu untuk menyiapkannya, maka kondisi pengembangan energi terbarukan harus betul-betul dipahami. Untuk ini sarana dan infrastruktur serta regulasi yang mendukung jelas diperlukan segera diselesaikan.
“Payung hukum dimaksud terutama adalah UU Energi Terbarukan yang lebih fokus. Jangan lagi kita bicara kiri kanan. Fokus saja. Jangan kita terjebak lagi pada wacana yang tidak menentu. RUU ET sudah beberapa tahun dibahas, tapi masih saja molor terus. Kami sangat khawatir jika hal ini tidak diselesaikan. Stagnansi pengembangan ET selama ini jangan lagi diulang oleh semua pemangku kepentingan. Karena itu, Pemerintah diminta untuk serius menangani masalah UU Energi Terbarukan ini,” pinta Surya dengan harap-harap cemas.