Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan sumur Gulamo dan Kelok di blok Rokan siap untuk dibor.
Sumur ini merupakan sumur migas non konvensional (MNK).Kedua sumur itu dibor di bulan April dan Agustus tahun 2023.
“Semoga saja kita ramai-ramai ke sana pada waktu mengebor berhasil. Kalau berhasil, ini merupakan tonggak baru per-MNK-an di Indonesia,setelah CBM (coalbed methane) kemarin mulai redup.Semoga saja shale gas atau shale oil ini bisa berhasil. Dan enggak main-main, salah satu partner di Rokan itu,pemain terbesar di Amerika,EOG,” kata Deputi eksploitasi SKK Migas Wahyu Wibowo saat pers konferensi Capaian Kinerja Hulu Migas Tahun 2022 dan Target Tahun 2023,Rabu (18/01/2023) di Jakarta.
Wahyu berharap hasil eksplorasi MNK di Blok Rokan bisa dieksploitasi dengan bagus. Hasilnya membawa kepada penambahan produksi migas nasional dari MNK.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi MNK di Indonesia yaitu CBM sekitar 453,30 TCF dan shale gas 574 TCF. MNK mulai dikembangkan di Indonesia tahun 2008 melalui penandatanganan WK Sekayu. Namun perkembangannya belum menggembirakan. Dari 54 kontrak WK Gas Metana Batubara yang ditandatangani mulai 2008-2012, saat ini tersisa 20 WK eksisting. Sedangkan 6 kontrak MNK yang ditandatangani 2013-2016, tersisa 4 MNK eksisting. Sementara mulai 2017 hingga saat ini, tidak terdapat tanda tangan kontrak WK MNK.
Pemerintah menetapkan tiga rencana dalam pengembangan MNK ini. Pertama, revisi/penghapusan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2008 dan Permen ESDM Nomor 5 Tahun 2012.
Dalam aturan baru nantinya, wilayah kerja (WK) eksisting dapat langsung melakukan eksplorasi maupun eksploitasi MNK tanpa kontrak baru. Aturan ini juga telah disosialisasikan dengan stakeholder termasuk IPA pada 17 Maret 2021.
(Laporan dan foto oleh: Rendy M.Saputra)