Jakarta,ruangenergi.com-Indonesia telah memelopori sejumlah proyek dan komitmen yang besar terkait upaya dekarbonisasi, seperti komitmen iklim melalui kemitraan internasional sebesar US$20 miliar, target penurunan Nasional Determined Controbution (NDC) sebesar 43 persen, hingga investasi energi terbarukan lintas negara sebesar US$30 miliar.
Indonesia akan membuka tangan lebar-lebar, kepada siapapun yang bersedia menjalin kolaborasi berkelanjutan guna menghadapi berbagai tantangan dunia ke depannya.
“Indonesia sangat terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama, dalam mengatasi berbagai macam tantangan terkait upaya-upaya keberlanjutan global,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya di Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, Kamis (07/09/2023) di Jakarta.
Dihadapan ratusan peserta yang hadir di ISF, Luhut membeberkan sejumlah komitmen Indonesia dalam wacana menuju Net-Zero Emission di 2060.
“Dengan potensi energi terbarukan yang terbilang cukup besar, Indonesia memiliki potensi daya lebih dari 3600 Gigawatt (GW). Hal itu seiring upaya pengembangan bauran energi hijau, yang juga bakal terus digenjot oleh pemerintah Indonesia ke depannya,”tegas Luhut.
Tidak hanya itu saja, lanjut Luhut,Indonesia memiliki sumber daya mineral penting yang melimpah, yang penting bagi kehidupan transisi energi dalam konteks cadangan global. Seperti misalnya nikel, timah, bauksit, dan tembaga.