Jakarta, ruangenergi.com- Hasil kegiatan TIS Petroleum E&P Blora Pte Ltd (“TIS”) dan atas dukungan pihak-pihak terkait,perseroan ini berhasil memproduksikan gas dan memproses kandungan CO2 sebesar 65-68% dari sumur menjadi di bawah 6% untuk dialirkan kepada para pembeli gas.
Hasil pemrosesan CO2 menjadi di bawah 6% telah sesuai bahkan melampaui dari komitmen TIS kepada pembeli di dalam perjanjian yaitu maksimal kandungan CO2 dalam gas yang dialirkan adalah sebesar 8%.
Saat ini, Wilayah Kerja Blora dengan 1 sumur dapat memproduksikan Raw Gas sebanyak 10mmscfd dan kondensat rata rata sebesar 35bcpd. Gas dan kondensat yang sudah diproses, kemudian didistribusikan kepada pembeli di Wilayah Jawa Tengah sejak bulan Desember 2023.
Untuk kondensat telah dikirimkan kepada PT Harindo Putra Jaya dan gas telah dialirkan kepada PT Energasindo Heksa Karya namun, pengaliran gas tersebut masih belum maksimal dikarenakan pengaliran gas kepada pembeli lain belum dapat dilaksanakan menunggu Persetujuan Alokasi Gas dan Harga Gas dari pemerintah.
Demikian statement tertulis TIS Petroleum yang diterima ruangenergi.com, Selasa (30/01/2024), di Jakarta.
Dijelaskan, TIS adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama sekaligus Operator di Wilayah Kerja Blora berdasarkan persetujuan Pemerintah Republik Indonesia pada Oktober 2019. TIS berdedikasi untuk menjadi perusahaan hulu minyak dan gas bumi di Indonesia dengan memperoleh Kontrak Kerja Sama untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sumber daya minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja Blora.
Sebagai Operator, TIS melanjutkan pengembangan Wilayah Kerja Blora dan berhasil
melakukan pengeboran 1 sumur yaitu sumur RBG-3B di Lapangan RBG Blok I Wilayah Kerja Blora yang berada di Desa Pranten, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 dan telah memperoleh persetujuan Plan of Development I Lapangan RBG Blok I Wilayah Kerja Blora (“POD I”) pada Oktober 2022.
Setelah adanya persetujuan POD I, TIS melakukan re-entry sumur RBG-3B dan pengerjaan pembangunan fasilitas produksi tahap dini (Early Production Facility) sampai dengan akhir bulan November 2023 lalu uji coba pada sumur RBG-3B dan fasilitas produksi (startup) selesai dilaksanakan melalui serangkaian persiapan bersama sejumlah personil damkar, tenaga kesehatan serta beberapa stakeholder yang ikut serta dalam kegiatan uji coba tersebut, sehingga saat ini fasilitas produksi sumur RBG-3B dapat berfungsi untuk memproses gas terproduksi menjadi gas yang memenuhi persyaratan teknis dan komersial untuk dialirkan kepada para pembeli.
Penerapan POD I sampai dengan on stream dan produksi secara komersial telah berhasil dilaksanakan oleh TIS dalam kurun waktu 1 tahun sejak disetujuinya POD oleh Pemerintah.
Hal tersebut merupakan sebuah prestasi bagi TIS dan juga salah satu bentuk komitmen yang tinggi dari TIS untuk mengembangkan Wilayah Kerja Blora ini.Proses pengadaan dan pengembangan fasilitas produksi dilakukan oleh TIS secara strategis dan komprehensif dikarenakan terdapat tantangan yang cukup besar untuk mengembangkan Wilayah Kerja Blora ini.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah gas dari sumur RBG-3B ini
memiliki kandungan CO2 yang tinggi, di mana tingkat kandungan CO2 tersebut merupakan salah satu tingkat kandungan CO2 tertinggi di Indonesia.
TIS tidak melihat tantangan ini sebagai hambatan, bahkan sebagai peluang. TIS yakin bahwa dengan sumber daya yang ada dan didukung dengan perkembangan teknologi saat ini, Wilayah Kerja Blora tetap dapat diproduksikan untuk memberikan kontribusi dan keamanan untuk supply energi dan tambahan pendapatan bagi negara.
Atas dasar prinsip dan semangat di atas, TIS secara giat mencari teknologi yang sesuai untuk dapat mengembangkan Wilayah Kerja Blora dengan tetap menjaga keekonomian sehingga dapat memberikan manfaat terbaik bagi semua pihak terkait.