Jakarta, ruangenergi.com – Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) memiliki sejumlah program untuk mendukung kegiatan hulu migas, seperti penerapan teknologi geofisika dalam eksplorasi hidrokarbon dan mendorong implementasi teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage).
HAGI juga memiliki kapasitas dalam penyediaan data-data pendukung operasional hulu migas, seperti peta kegempaan, iklim, dan cuaca, yang akan sangat bermanfaat bagi kegiatan operasional tersebut.
“Sesuai dengan visi misi kepengurusan HAGI 2024-2026, di mana HAGI lebih berkiprah secara nasional, kami berkomitmen untuk terus mendukung program Pemerintah dan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan kegiatan hulu migas, khususnya di bidang geofisika. Diharapkan sinergi ini memberikan ruang bagi HAGI untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara, terutama dalam sektor hulu migas,” kata Presiden HAGI 2024-2026, Dedi Yusmen, dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (01/09/2024) di Jakarta.
Dedi juga menjelaskan bahwa HAGI telah membentuk divisi yang fokus pada bidang industri, rekayasa, dan kewirausahaan, serta sains dan teknologi, yang bertujuan menjembatani antara riset teknologi dan penerapannya dengan para pelaku industri.
Mengutip dari portal HAGI, dijelaskan bahwa Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) adalah organisasi profesi nirlaba yang beranggotakan ahli geofisika di Indonesia dengan beragam latar belakang profesi dan industri.
HAGI didirikan di Bandung pada 9 Oktober 1976, dan hingga saat ini telah mencatat lebih dari 4.000 anggota yang tersebar di berbagai negara. HAGI memiliki total 25 komisariat wilayah, terdiri dari 19 kota di Indonesia serta 5 komisariat wilayah di luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Perth, Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa.