Investasi Hulu Migas yang Masif dan Agresif Harus Diimbangi Kesiapan Pabrikan

Karimun, Kepri, ruangenergi.com- Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, investasi hulu migas yang masif dan agresif, harus diimbangi dengan kesiapan dari pabrikan untuk memenuhi kebutuhan proyek yang terus meningkat.

Jangan sampai komitmen investasi yang sudah disetujui oleh SKK Migas dan KKKS pada work, program & budget (WPnB) tidak bisa dilaksanakan seluruhnya karena kurang siapnya vendor-vendor yang menyediakan barang/jasa.

“Kunjungan ke pabrikan dalam negeri yaitu Saipem Indonesia dan Baker Hughes, adalah bentuk dukungan langsung Pemerintah dan SKK Migas terhadap penggunaan produk dalam negeri. SKK Migas berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan produk dalam negeri yang tahun ini ditargetkan mencapai 57%,”kata Dwi saat mendamping kunjungan Mesdm Arifin Tasrif ke fasilitas produksi PT Saipem Indonesia Karimun Yard (SIKY),Rabu (12/06/2024), di Kepri.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral didampingi Kepala SKK Migas melakukan kunjungan kerja pada Rabu (12/6) ke fasilitas produksi PT Saipem Indonesia Karimun Yard (SIKY) dan Baker Hughes  di Kepulauan Riau. Dari delegasi SKK Migas, turut mendampingi kunjungan Menteri ESDM antara lain Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara Rikky Rahmat Firdaus beserta fungsi terkait.

Kunjungan Menteri ESDM yang didampingi Kepala SKK Migas tersebut untuk memempersiapkan kapasitas dalam negeri untuk mengerjakan proyek- proyek besar hulu migas kedepannya yang secara jumlah dan nilai investasi akan terus meningkat, seiring dengan upaya percepatan yang dilakukan SKK Migas agar penemuan besar (Giant Discovery) dapat segera diproduksikan. Saat ini SKK Migas sedang fokus mendorong temuan besar  tersebut yang ada di Kutai Kalimantan Timur dan Andaman Aceh untuk dapat segera berproduksi.

Upaya SKK Migas mendorong plan of development (POD) giant discovery di Andaman Aceh dan Kutai Kalimantan Timur, harus diimbangi dengan kesiapan industri penunjang migas, termasuk didalamnya adalah pabrikan agar menyiapkan kapasitas mereka dengan baik, sehingga ketika nanti ada permintaan barang dari proyek hulu migas, maka tidak ada kendala dari sisi kapasitas dan kemampuan produksinya.

Dwi bercerita, langkah-langah untuk mengamankan pasokan barang dari pabrikan untuk proyek hulu migas harus dilakukan mengingat produk dari pabrikan tersebut, sebagian juga di ekspor.

“Seperti produk Saipem Indonesia yang banyak di ekspor ke Angola, Skotlandia, Australia dan Qatar. Melalui kunjungin ini, maka SKK Migas menyampaikan kebutuhan di proyek hulu migas, diharap pabrikan dapat menyesuaikan kapasitasnya agar juga dapat memenuhi kebutuhan pasokan untuk proyek hulu migas”, imbuh Dwi.

Dia menjelaskan bahwa rencana pengadaan barang/jasa hulu migas tahun 2024 mencapai sekitar US$ 13,9 miliar atau setara dengan sekitar Rp 219 triliun, maka dengan target TKDN sebesar 57% maka akan ada sekitar Rp 124,8 triliun pembelanjaan hulu migas didalam negeri.

“Secara ekonomi, ini akan menimbulkan mulfiplier effect yang sangat besar di pusat maupun daerah, baik pertumbuhan pajak di daerah, lapangan kerja dan tentu saja kapasitas industri dalam negeri yang semakin kuat”, ujar Dwi yang jago olah raga kanuragan pencak silat itu.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *