Dirjen Dikti Kemendikbud

Kemendikbud Ristek Dorong Perguruan Tinggi Akselerasi Energi Bersih

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah terus berupaya meningkatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tanah Air, hal tersebut sejalan dengan target yang ditetapkan yakni sebesar 23% hingga 2025.

Dukungan dan kerjasama sangat dibutuhkan dari semua pihak, tidak terkecuali dari para generasi muda alias Milenial untuk aktif terlibat di dalamnya. Untuk itu, Kementerian ESDM bersama Kemendikbud Ristek berkolaborasi dalam meningkatkan penggunaan EBT.

Dalam launching “Gerilya (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya), kerjasama Kementerian ESDM dengan Kemendikbud Ristek, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Nizam, mengungkapkan, dunia perguruan tinggi tentunya sangat siap untuk mendorong dan mengakselerasi energi bersih.

“Dengan program Kampus Merdeka Indonesia Jaya, Pemerintah memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk mengaktualisasikan ilmunya melalui berbagai macam program mikrocredensial, sehingga mereka jadi bagian nyata dari agen-agen perubahan untuk Indonesia semakin baik ke depan,” kata Nizam, (13/08).

“Melalui kerjasama Kemendikbud Ristek dengan Kementerian ESDM, kita harapkan kompetensi mahasiswa di dalam EBT akan terasah dan terlatih, sehingga akselerasi Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) terhadap penggunaan EBT bisa lebih dipercepat,” tuturnya.

Dirinya juga mengatakan, Kemendikbud beberapa waktu lalu juga berdiskusi dengan PT PLN (Persero), PT PJB, dan PT Wijaya Karya (Persero) untuk melakukan pemasangan PLTS Atap pada Gedung Perguruan Tinggi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar perguruan tinggi di Indonesia dapat mandiri akan energi.

“Beberapa bulan ini kami berdiskusi merancang satu kerjasama dengan PLN, PJB, dan juga WIKA untuk membangun kampus-kampus kita agar mendiri energi menggunakan panel surya. Ini sudah di pilotkan, kita coba di awal tahun di Institut Teknologi Sumatera dengan instalasi 1 Megawatt (MW) menggunakan PLTS, ini sekaligus dapat meningkatkan bauran EBT serta menjadi pusat riset pengembangan di bidang energi terbarukan,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya meminta dukungan dari Kementerian ESDM agar kegiatan tersebut dapat terlaksana.

“Katakanlah kita memiliki 4.000 Perguruan Tinggi, jika 10% nya saja perguruan tinggi memasang PLTS masing-masing sekitar 1 MW, itu ketahuan 400 MW dapat terbangun dalam waktu yang singkat, dan tentunya program ini dapat mengakselerasi bauran energi di tanah air,” imbuhnya.

Selain program mikrodensial ini, pihaknya juga memiliki program LKN Tematik. Jadi, mahasiswa yang berada di pelosok negeri dapat membantu mengembangkan EBT berbasis mikro hidro, biomassa, dan surya.

“Diharapkan para mahasiswa dapat semakin meningkat kompetensinya dan berguna bagi  pembangunan bangsa dan negara,” tandasnya.