Kepala BPH Migas Pantau Monitoring BBM NARU di MOR IV

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,Ruangenergi.com-Kepala Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) M.Fansurullah Asa melakukan kunjungan di PT Pertamina Wilayah MOR IV, untuk Monitoring Penyedian dan Pendistribusian BBM NARU (Natal dan Tahun Baru) 2021 (20/12 /2020).

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa yang hadir bersama team, termasuk Kordinator Sub Direktorat Pengawasan BBM Idham Baridwan, menyampaikan bahwa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya BPH Migas ditugaskan untuk menyiapkan Posko Satgas Natal dan tahun baru, justru tahun ini lebih ringan, hanya sektor BBM.

“Tahun-tahun sebelumnya lebih sibuk, termasuk gas, listrik dan geologi, karena ditugaskan oleh sektor ESDM sebagai koordinator,” ujar Kepala BPH Migas yang akrab disapa Ifan.

Ifan menambahkan, Jawa Tengah menjadi pusat, karena bagian lintasan arus bolak-balik. Masyarakat sepertinya tidak begitu menghiraukan terkait pandemi, tapi tetap kita himbau menggunakan protokol kesehatan.

Terkait IT Nozzle, imbuh Ifan, dirinya melihat perkembangan untuk JBT solar ada peningkatan, tetapi ingin kejelasan mengapa untuk JBKP premium sepertinya bertahan kisaran 10%, belum naik-naik. MOR IV, IT Nozzle tertinggi

Ifan menjelaskan  di Solo ada punishment untuk capaian, tapi mengapa di MOR IV tidak menjadikan hal itu sebagai kebijakan.

Dalam kesempatan itu juga, Ifan sempat menyinggung terkait pengembangan Pertashop, untuk dimungkinkan penggunaan dana CSR sebagai bentuk ikhtiar percepatan, mengingat pertumbuhan Pertashop dirasa masih lambat.

General Manager PT Pertamina (Persero) MOR IV, Sylvia Grace Yuvenna bahwa masyarakat sepertinya sudah antisipasi, bahkan arus jalan tol mulai dari seminggu kemarin naik 50 % dari biasanya, meskipun protokol kesehatan ketat. Juga, lanjut Silvy, sudah dikunjungi pak Jumali, Senior Vice President (SVP) Retail Marketing Business di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) untuk melihat persiapan.

Dijelaskan GM Pertamina MOR IV Sylvia Grace, bahwa kondisinya adalah dikarenakan problem jaringan, bahkan dari SPBU km 249, disitu juga cuma 67 %, bisa menunjukkan bukti ada entry dan stroke keluar, tapi di sistem Pertamina tidak terbaca, sehingga selalu ada data ketinggalan. Sudah disampaikan ke Pusat tapi belum ketemu solusinya. Sementara pak Jumali mengarahkan ke pre to chase yang dijamin 100%, cuma untuk multi dispenser ada kendala throuble saat berganti jenis isian BBM. Tim pusat sudah aware, akan segera diperbaiki. Fokus disini memang JBT solar yang konsumennya besar.

Terkait JBKP yang lambat, disarankan Kepala BPH Migas jika sampai januari peningkatan tidak signifikan, agar ada surat ditujukan BPH Migas dan Telkom.

Sementara itu Manajer Retail MOR IV Aji Anom Purwasakti yang juga Satgas NARU MOR IV Pertamina, Anom memaparkan berdasarkan data tahun sebelumnya 2019, perkiraan gasoline peningkatan naik kisaran 20 % dari kondisi normal. Dimana premium relatif sama, pertalite dan pertamax naik kisaran 30 %, untuk pertamax turbo naik 5 %, solar, dexlite 20 sd 24 %, LPG akan ada peningkatan 10 %, avtur 10 %.

Arus puncak diperkirakan puncak tanggal 24, kemudian arus baliknya 2 atau 3 Januari, setelah itu turun kisaran 10 %. Untuk avtur puncak penggunaan diperkirakan untuk arus balik 1 Januari kisaran 7% .

Untuk LPG, imbuh Anom setiap 3 hari kapal masuk, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saat ini untuk JBT solar penerapan IT Nozzle sudah 87%, untuk JBKP premium 34 %.

Terkait daerah wisata, menjawab pertanyaan Kepala BPH Migas, dijelaskan Anom bahwa saat ini walaupun sudah ada Pertashop, tetap disiapkan kantong-kantong untuk mengatasi masalah dengan cepat guna menghindari kemacetan. Meski perkiraan terkait pembatasan diperkirakan akan menurun, namun antisipasi tetap disiapkan.

Sementara itu, Kordinator Sub Direktorat Pengawasan BBM BPH Migas Idham Baridwan menanyakan terkait ketersediaan stok pertalite saat harga BBM turun tempo hari. Dijelaskan GM MOR IV, stok dipastikan aman, tidak ada masalah baik premium, pertalite maupun pertamax kondisi aman tidak perlu digeser harus memenuhi SPBU, selama pertamax dan premiumnya tersedia.

Idham menambahkan bahwa terkait pencatatan jangan sampai tergabung seperti pengalaman yang terjadi di Batu Tinggi krusial karena menyatu,

“Nah agar dijaga disini jangan sampai pencatatan digabung,” pesan Idham.

Terkait informasi dari Wantimpres Habib Luthfi bin Yahya tentang adanya dugaan pengisian bbm kapal di Juwana, Kab.Pati , padahal seharusnya di SPBN Pekalongan.

“Ini mohon agar dikoordinasikan apakah betul informasi itu, termasuk kesesuaian subsidi maupun non subsidi. Jangan sampai ada penyimpangan, subsidi dijual kepada yang tidak berhak, yang seharusnya pemakai non subsidi,” tegas Ifan.

Terkait IT Nozzle, Ifan berpesan ada komitmen dengan Pertamina akhir Desember tuntas , meski MOR IV nomor 2 tinggi 93% setelah MOR III 95%. Juga MOR IV, untuk solar pencatatannya 86%, tertinggi nasional, rata-rata nasional 70 %. Untuk premium 33 % tertinggi nasional, rata-rata nasional 10 %. “Namun demikian agar terus ditingkatkan , karena sesungguhnya komitmen Pertamina tuntas akhir tahun ini. Juga penting saat ini ketersediaan BBM aman untuk Natal dan Tahun Baru,” ujar Ifan.