Jakarta,ruangenergi.com–Sub holding refinery dan petrochemical dari PT Pertamina (Persero) yakni PT Kilang Pertamina Internasional matangkan pembahasan project financing pembangunan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dengan investor Mubadala,perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab.
Tim yang dipimpin langsung Direktur Utama PT KPI Djoko Priyono kini berada di negara Uni Emirat Arab bertemu dengan Mubadala.
“Saya sekarang lagi di Dubai melakukan MOU dengan Mubadala untuk Project Financing RDMP RU 5 Balikpapan,” kata Djoko Priyono kepada ruangenergi.com via sambungan telepon,Kamis (04/11/2021) di Jakarta. Djoko tidak memerinci lebih jauh isi dari MoU tersebut.
Dalam catatan ruangenergi.com,Pertamina dan Mubadala, perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab menandatangani perjanjian prinsip atau Refinery Investment Principle Agreement untuk mengevaluasi lebih lanjut peluang kerja sama investasi di sektor pengolahan. Perjanjian tersebut akan memberikan struktur yang jelas untuk memastikan kerja sama sebagai jalur menuju investasi bersama yang potensial, salah satunya dalam rangka memastikan percepatan pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan.
Perjanjian tersebut ditandatangani di hadapan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Syaikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan CEO Petroleum & Petrochemicals Mubadala Investment Company Musabbeh Al Kaabi di Abu Dhabi, UEA, Senin (12/1/2020).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, penandatangan perjanjian ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dan Mubadala sebagai salah satu investor yang menyatakan minat untuk pengembangan RDMP Balikpapan. Menurutnya, penandatanganan perjanjian prinsip ini untuk melanjutkan proses kemitraan ke tahap uji tuntas dan negosiasi.