Dwi Soetjipto, kepala SKK Migas

KKKS sepakat Kegiatan Produksi Migas 2021 Tidak Turun

Jakarta, ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, guna memberikan dukungannya terhadap pencapaian target jangka panjang dan target APBN 2021, para CEO KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas) menyepakati usaha produksi migas di tahun 2021 tidak akan mengalami penurunan.

Hal tersebut berdasarkan keputusan dalam kegiatan “1st CEO Forum 2020”, yang dihelat SKK Migas dan diikuti sebanyak 98 KKKS Migas.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan, dalam usaha mencapai target produksi minyak dan gas bumi jangka panjang di tahun 2030 dan persiapan strategi produksi di tahun 2021, pihaknya menyelenggarakan kegiatan CEO Forum 2020.

Ia menambahkan, forum ini dilaksanakan sebagai wadah diskusi bersama pimpinan tertinggi KKKS untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan serta berkolaborasi untuk mengasilkan ide sebagai usaha mencapai target produksi yang ditetapkan dalam long term plan (LTP 1 juta BOPD ataupun pencapaian target produksi tahun 2021.

“Dari diskusi yang ada, KKKS antara lain meminta dukungan pada proses perizinan yang masif, juga percepatan komersialisasi agar pengembangan lapangan dapat segera dilakukan, dan transformasi yang dilakukan dengan cepat. Untuk itu saya mengucap terima kasih karena pada akhir diskusi, SKK Migas dan KKKS dapat menghasilkan komitmen bersama untuk melaksanakan program kerja tersebut,” kata Dwi dalam diskusi buang dilakukan secara online, (23/09).

Dikatakan olehnya, pada 2021, Pemerintah telah menetapkan target lifting minyak sebesar 705 ribu BOPD dan gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik (MMSCFD). Dwi menambahkan SKK Migas dan KKKS sepakat mengusahakan produksi migas nasional tahun depan tidak mengalami decline sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan.

“Berdasarkan usulan KKKS dalam pre-WP&B (Work Program & Budget) 2021 kami mengidentifikasi perlunya langkah-langkah tambahan agar target lifting itu tercapai. Oleh karena itu SKK Migas tadi mempersilahkan KKKS segera mengajukan rencana tambahan, dan kami akan memproses lebih cepat. Harapannya mulai awal tahun 2021 semua kegiatan sudah bisa dilaksanakan sehingga target dapat dicapai,” bebernya.

Sementara, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial mewakili Menteri ESDM, meminta SKK Migas bersama KKKS untuk bekerja lebih keras mengingat saat ini kondisi masih belum kembali normal.

“SKK Migas dan KKKS perlu memiliki pandangan yang sama dan melakukan effort yang lebih besar untuk dapat menjalankan kegiatan operasional migas yang baik,” paparnya.

Di sisi lain, lanjut Ego, Pemerintah akan menjaga iklim investasi agar tetap kondusif. Hal ini ditunjukkan dengan kebijakan pemberian insentif dalam kegiatan usaha hulu migas  yang akan terus diupayakan.

“Dengan adanya insentif-insentif kami berharap agar para KKKS dapat fokus kepada aktivitas operasional untuk mengisi gap guna mencapai target yang ditetapkan Pemerintah,” imbuhnya.

Peserta Webinar CEO Forum 2020

KKKS menyambut baik pelaksanaan CEO Forum 2020 yang menjadi sarana untuk berdiskusi dan mencari terobosan untuk merealisasikan target 2021 yang menjadi pondasi bagi pencapaian target jangka panjang 2030.

“Event semacam dapat dilakukan secara berkala sehingga kedua belah pihak dapat melihat progress kemajuan kedua belah pihak dalam mencapai tujuan,” jelas CEO Exxon Mobil, Melanie Cook.

Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Budiman Parhusip, juga menyampaikan hal senada.

“Pertamina memiliki tantangan decline yang tinggi karena mengelola mature asset. PHE telah mempersiapkan development well, workover, well service lebih baik, termasuk juga menyiapkan lokasi, rig dan kontrak-kontrak yang lebih baik sehingga di tahun 2021 sudah bisa melakukan pekeerjaan. Kami berharap kersama yang penuh, sehingga perlaksanaanya menjadi lancar,” katanya.

Sementara, Presiden Premier Oil, Garry Selbie, menyampaikaj beberapa hal dalam peningkatan produksi migas.

“Usaha peningkatan produksi akan menguntungkan negara karena multiplier effect dari usaha-usaha peningkatan produksi tersebut akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” tukasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *