Jakarta, Ruang Energi.Com- Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) bersama PLN Grup dan perusahaan swasta berkolaborasi membumikan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) untuk bahan baku energi. Selain berupaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi melalui media daring, Safari TOSS juga merupakan langkah untuk dapat memanfaatkan sampah yang telah diolah menjadi bahan baku padat (RDF) untuk mendukung program co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap sesuai dengan peraturan direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.P/DIR/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batu Bara dengan Bahan Bakar Biomassa serta target 100 persen rasio elektrifikasi serta capaian target 23 persen Energi Baru Terbarukan pada 2025 yang dicanangkan oleh kementerian ESDM. Menurut Ketua Pelaksana Safari TOSS dan CEO dari Comestoarra.com, Arief Noerhidayat, tujuan dari Safari TOSS ini adalah memperlihatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa masyarakat mampu memproduksi bahan baku energi kerakyatan yang bersumber dari material sampah. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian sejak 2016 di sejumlah wilayah seperti Jawa, Bali, Kalimantan, dan Nusa Tenggara, Arief membuat 3 klasifikasi sampah, diantaranya: Sampah domestik yang bersumber dari rumah tangga, perkantoran, hotel, kawasan, dan pasar yang didominasi oleh sampah organik makanan (60 persen), sampah plastik (PVC dan Non PVC) (20 persen), dan sampah residu termasuk didalamnya sampah elektronik (20persen)
Sampah biomassa yang bersumber darilahan pertanian, perkebunan, taman, hingga rabasan di sekitar jaringan listrik milik PT PLN(Persero)
Limbah kayu dan hutan yang bersumber dari lokasi pemrosesan kayu menjadi produk
Dari ketiga klasifikasi sampah tersebut, Arief bersama tim comestoarra yang dibimbing oleh Supriadi Legino membuat komposisi sampah hasil peuyeumisasi, meneliti pada laboratorium milik PT PLN (Persero) dan juga laboratorium eksternal / independent, dan melakukan uji coba sampah menjadi material padat (RDF) sebagai bahan baku substitusi kayu bakar, gas, serta bensin dan solar untuk. Berdasarkan hasil laboratorium, sampah domestik yang diproduksi di sejumlah lokasi diantaranya
TOSS Gerakan Ciliwung Bersih Jakarta, TOSS Batalyon Armed 7, Bekasi, TOSS Jepara (saat ini dikembangkan menjadi Tanjung Jati Organic Solution), TOSS Desa Sampalan dan Desa Akah Klungkung, TOSS TPA Regional Kebon Kongok Lombok (saat ini dikembangkan menjadi Jeranjang Olah Sampah Setempat), dan TOSS PLN UP3 Kupang, memiliki kalori antara 3200 – 4500 kcal/kg. Selain itu, melalui metoda peuyeumisasi moisture content dari material sampah tersebut dapat dioptimalkan dibawah 15 pesen. Adapun ash content berkisar antara 2 – 25 persen tergantung jenis material sampah. Selanjutnya material tersebut diuji pada kompor pelet dan gasifier yang dikembangkan bersama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Bali dan Malang.
“Alhamdulillah, kami sudah sangat yakin dengan kualitas dari energi kerakyatan yang kami teliti dan uji didukung oleh masyarakat setempat dan juga UKM,” tegas Arief.
Saat ini kompor pelet dan juga gasifier telah diproduksi secara terbatas untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan serta program CSR yang didukung penuh oleh PT PLN (Persero), PT Indonesia Power, dan juga PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Hasilnya, comestoarra.com berhasil menjuari PGN Startup Competition 2019, meraih penghargaan Australia Award 2019, delegasi Waste to Energy di Denmark pada 2018, serta seminfinalis SIPA Grant Challenge di Columbia University pada 2017. Startup company yang fokus pada pengembangan metoda Tempat Olahan Sampah di Sumbernya (TOSS) ini telah mendapatkan sejumlah penghargaan, baik nasional dan internasional. Saat ini, comestoarra.com dipercaya menjadi bagian dari tim pengembang ekosistem energi kerakyatan berbasis bioenergi berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 88.K/73/DJE/2020 tanggal 2 Juni 2020.
Uji Co-firing di PLTU Ropa, Flores, Nusa Tenggara Timur
Rangkaian Safari TOSS dimulai di Gerakan Ciliwung Bersih pada 01 September 2020 dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari Kementerian, BUMN, perusahaan swasta, hingga pemerintah daerah. Selanjutnya tim Safari TOSS akan menuju ke Jepara untuk melakukan menyajikan inovasi Batu Bara Nabati PT PLN (Persero) Tanjung Jati B sebagai pengembangan dari program TOSS bernama Tanjung Jati Organic Solution. Perjalanan akan dilanjutkan ke Banyuwangi, Bali, dan yang terakhir adalah melakukan Uji Cofiring di PLTU Ropa, Flores, Nusa Tenggar Timur dimana comestoarra.com dipercaya oleh PT PLN (Persero) untuk menyediakan bahan baku dan menjadi tim uji co-firing bersama PT PLN (Persero) UPK Flores. Dari rangkaian Safari TOSS ini, masyarakat dapat menyaksikan aktifitas program TOSS, kegiatan seminar dan pelatihan, serta menyaksikan uji co-firing melalui media daring. Diharapkan kegiatan ini dapat memicu seluruh pihak dalam menyelesaikan permasalahan sampah dan mengolahnya menjadi energi kerakyatan.
Keberhasilan implementasi TOSS dimulai ketika Dr. Ir. Supriadi Legino (saat itu menjabat sebagai ketua STTPLN) bersama Arief Noerhidayat,S.I.Kom.MSc dan didukung langsung oleh penemu proses peuyeumisasi, Ir. Sonny DS melakukan, melakukan uji coba penelitian bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dan PT Indonesia Power di kabupaten Klungkung, Bali pada periode Agustus 2017 – Desember 2018. Menurut Supriadi (2020). hasil dari uji coba penelitian bersama tersebutadalah:
TOSS yang di desain sebagai solusi sampah skala desa/kelurahan, terbukti bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif (thermal dan listrik) yang diproses oleh rakyat setempat.
Produk TOSS berupa pelet sampah memiliki nilai kalor sekitar 3000kcal/kg bahk anada yang bisa mencapai 4000 kcal/kg, dapat dikonversi menjadi syntetic gas melalui metoda gasifikasi untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga disel (PLTD). Syntetic gas tersebut membuka peluang untuk digunakan sebagai substitusi bahan bakar solar dan/atau gas sehingga merupakan potensi besar untuk menurunkan Biaya pokok produksi pembangkitanlistrik.
Dalam perkembangan dan penelitian lebih lanjut, produk TOSS berupa pelet atau briket mampu digunakan sebagai bahan baku co-firing 1-5 persen yaitu campuran batu bara pada PLTU yang hingga saat ini telah dilakukan di PLTU Jeranjang, Lombok dan PLTU Lontar, Tanggerang bekerjasama dengan PT Indonesia POwer.
TOSS juga memiliki nilai luhur bagi perusahaan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan karena memberikan manfaat lingkungan dan sosial yang tinggi. Selain dapat mengurangi penggunaan energi fosil, TOSS juga bisa menjadi solusi permasalahan sampah yang saat ini telah menjadi masalah kritis karena terbatasnya kapasitas TPA. Hal ini merupakan kontribusi besar untuk mengurangi emisi Green House Gasses (GHG) atau gas rumah kaca (GRK) karena berkurangnya gas methan yang berasal dari tumpukan sampah di TPA. Dari sisi sosial, model TOSS yang memberdayakan masyarakat sekitar, dapat memberikan lapangan kerja serta berkomitmen pada energi ramah lingkungan. Atas dasar inilah maka PT Indonesia Power meraih Proper Emas pada 2018 dan 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain itu, melalui TOSS, pemerintah kabupaten Klungkung mendapatkan penghargaan top 40 inovasi kebijakan publik dari kementerian PAN-RB pada 2018. Kedua penghargaan tersebut merupakan pengakuan resmi atas keberhasilan program TOSS yang merupakan karya anak bangsa yang menggunakan hampir sepenuhnya peralatan dalam negeri.***