Jakarta, ruangenergi – Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menyatakan, potensi pembangkit tenaga air di Indonesia mencapai 95 GW, baik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).
“Sampai saat ini pemanfaatan air sebagai pembangkit baru 6.432 MW. Potensi yang sangat besar ini harusnya bisa dioptimalkan”, kata Mamit Setiawan kepada ruangenergi.com(25/2/22)
Menurut Mamit, PLTA merupakan EBT yang bisa menjadi peaker atau mampu menjaga beban puncak jika dibandingkan dengan EBT yang lain seperti PLTS, PLTB yang masih bersifat intermitten. Sama seperti panas bumi dan nuklir yang mampu menanggung beban besar. PLTA juga merupakan pembangkit yang benar2 zero emision karena tidak memerlukan backup sumber energi lain yang berasal dari fosil.
Ia menambahkan, apakah harga PLTA bisa lebih murah dibandingkan yang lain?. Sangat mungkin sekali terjadi. Karena teknologi PLTA semakin berkembang sehingga bisa menjadi lebih murah lagi. Investasi memang masih tinggi, tapi PLTA usianya juga akan lebih panjang. PLTA juga bisa menjadi konservasi sumber daya air kita serta memberikan manfaat lain yang cukup banyak. Multiplier effectnya besar.
Oleh karena itu untuk agar bisa lebih optimal, penembangan PLTA perlu di dukung . Rencana pemerintah dalam menerapkan pungutan tarif biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA) harus berhati-hati. Bila tidak hati-hati, kebijakan tersebut dinilai akan berdampak pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Pungutan BJPSDA, berpotensi membebani biaya operasional PLTA. Kebijakan itu dapat berujung pada kenaikan biaya pokok produksi (BPP) listrik yang berimbas pada kenaikan tarif listrik atau kenaikan subsidi yang dikeluarkan pemerintah.
Selain itu, kebijakan itu juga disebut akan berdampak pada minat investasi di sektor PLTA. Pasalnya, pembangunan PLTA memerlukan investasi dalam jumlah besar. Pungutan itu justru akan membuat investor berpikir ulang untuk menanamkan modalnya.
“Disisi lain pungutan BJPSDA pun turut menambah beban PLN dalam memanfaatkan EBT. Sebab, PLN telah ditugaskan mengembangkan pembangkit EBT dalam negeri”,tutup Mamit