pekerja medco

Medco Terus Optimis Menghadapi Tantangan

Jakarta,ruangenergi.comPT Medco Energi International Tbk (MEDC) terus optimis menghadapi tantangan dan berupaya membangun perusahaan terkemuka di Asia Tenggara di bidang energi dan sumber daya alam.

MEDC tidak main-main dengan tekadnya tersebut.Pengelolaan likuiditas dan perencanaan yang prudent menjadi ikhtiar perusahaan tersebut walau di masa pandemi COVID-19 ini.

“Fokus COVID-19 adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan pekerja dan meminimalisasi gangguan bisnis.Investasi modal yang disiplin serta manajemen portofolio yang aktif,sinergi operasi dan pengadaan, biaya kas kurang dari US$10/boe, penyelesaian IPP Riau, PV Bali  dan Sumbawa pengembangan Fase 7,penilaian (appraise) dan percepatan pengembangan penemuan di Block B, melanjutkan aliansi strategis Medco Power dengan Kansai Electric,serta komitmen secara konsisten mengurangi hutang,” kata Hilmi dalam papara dihadapan para wartawan ketika Media Gathering yang digelar Medco secara virtual, Selasa (8/12).

Hilmi  yang juga menjabat sebagai anggota Komite Manajemen Risiko, serta Direktur dan Komisaris di beberapa perusahaan dalam grup perusahaan Medco Energi,menuturkan bahwa Medco berdiri berawal dari tekad untuk dapat menjadi bagian dalam meningkatkan posisi perusahaan Indonesia setara dengan perusahaan migas terkemuka.

“Pendiri Medco Group Arifin Panigoro, memulainya dengan bisnis jasa pengeboran migas pada 1980.
Kini dalam kiprahnya selama 40 tahun, Medco Energi telah mampu bersaing dan menjadi perusahaan energi terkemuka di Asia Tenggara,” tutur Hilmi.

Hilmi pun memaparkan bahwa Medco fokus pada tata kelola dan keberlanjutan. Sinergi yang kuat di dalam Grup.Manajemen portofolio yang aktif dan disiplin dalam bidang keuangan.

“Produksi tahunan 100 – 105 mboepd, porsi gas 60%. Operator dengan biaya efisien, biaya kas US$10/boe (barrel oil equivalent/barel setara minyak). Minyak & Gas berkontribusi sampai dengan 90% terhadap EBITDA Medco Energi.Cadangan 2P yang telah disertifikasi 294 mmboe dan sumber daya 2C sebesar 949 mmboe(mile-mile barrel oil equivalent/juta barel setara minyak). Kemampuan manajemen proyek untuk mengeksekusi proyek kompleks dan monetisasi sumber daya.Eksplorasi risiko rendah fokus pada aset produksi,” papar Hilmi membacakan paparan tertulisnya dihadapan para wartawan.

Bidik Blok Migas

Ada yang menarik dalam pertemuan Hilmi dengan sejumlah jurnalis. Hilmi menuturkan Medco tetap berencana akuisisi blok minyak dan gas (migas). Hanya saja,jika aset yang dibidik memiliki harga yang menarik dan mampu memperkuat struktur modal perusahaan Medco.

“Setiap kali ada opportunity di pasar, apakah itu Rokan atau apa pun, pasti kita lihat. Dengan terms and condition, harganya cocok, memberi pertumbuhan dan memperkuat struktur capital kita, pasti akan dikejar,” cetus Hilmi.

Bagi Hilmi yang lahir di Bandung pada tanggal 4 April 1955; memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi dari ITB, Indonesia (1981), mengikuti MBA Core Program dari Thunderbird University, USA (1984), dan mendapatkan gelar MSc dari Colorado School of Mines, USA (1988), menuturkan bahwa Medco buka pintu bermitra dengan Pertamina   dalam joint study atau eksplorasi. Karena dengan bermitra risiko bisa ditanggung bersama dan bisa meningkatkan kualitas eksplorasi yang dikerjakan.

“Eksplorasi ini usaha yang berisiko tinggi. Jadi kalau ada hal hal yang bisa kita lakukan bersama partner lain, terutama Pertamina, untuk study yang pada akhirnya bisa mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas calon-calon sumur eksplorasi, maka kita akan senang hati menyambut itu,” ujar Hilmi yang juga adik kandung dari tokoh nasional Arifin Panigoro (Menurut id.wikipedia.org,sosok Arifin Panigoro adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki “Raja Minyak Indonesia”. Orang tuanya berasal dari Gorontalo yang merantau ke Pulau Jawa sebelum kemerdekaan. Keluarga besar Panigoro berasal dari Potanga, sebuah desa di wilayah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo).

Sosok Piawai

Hilmi terkenal sebagai sosok yang piawai mencari blok migas potensial. Dengan gagah berani,Hilmi membawa Medco mengakuisisi blok migas maupun tambang mineral.

Dalam catatan ruangenergi.com,ketika harga minyak  sekitar US$ 45 per barel di tahun 2019, tidak membuat Medco menghentikan aksi korporasinya dengan mengakuisisi Ophir Energy Plc.

Oh ya, sebelumnya Medco sudah mengakuisisi ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd dan ConocoPhillips Singapore Operations Pte. Ltd (CSOP) pada September 2016 lalu.ConocoPhillips Indonesia (CIIL) adalah operator PSC South Natuna Sea Block B PSC dengan hak partisipasi sebesar 40% dan juga merupakan operator West Natuna Transportation System. Sementara CSOP mengoperasikan onshore receiving facility di Singapura.

Medco juga telah mengakuisisi tambang emas Newmont sebesar Rp 33,8 triliun pada November 2016 lalu.Perusahaan ini berhasil merampungkan transaksi akuisisi 50 persen kepemilikan atas PT Amman Mineral Investama yang memiliki 82,2 persen kepemilikan atas PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Kini, Medco bersama PT Pukuafu Indah (PTPI) menjadi perusahaan swasta nasional yang menguasai 100 persen saham perusahaan tambang di Nusa Tenggara tersebut.

Nah,di tahun 2020, Hilmi lagi-lagi optimistis harga minyak akan mengalami perbaikan seiring pemulihan ekonomi pada tahun depan. Pemulihan ekonomi tentunya bisa terjadi jika distribusi vaksin Covid-19 oleh pemerintah berjalan sesuai rencana.

“Kalau vaksin beres, demand terhadap minyak bisa balik normal pada kuartal III-2021. Saat itulah harga minyak bisa tinggi. Prediksi saya konservatif, yakni sekitar US$ 50-60 per barel,” tutur Hilmi dengan wajah terlihat optimis.

Bagi Hilmi, saat harga minyak mengalami kenaikan,berarti perseroan (Medco) berpeluang memiliki kas yang lebih besar sehingga mampu melakukan aktivitas eksplorasi secara lebih agresif.

Medco terus optimis menghadapi tantangan.Berupaya membangun perusahaan terkemuka di Asia Tenggara di bidang energi dan sumber daya alam,itulah harapan Medco dipenghujung tahun 2020 ini.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *