Jakarta, ruangenergi.com — PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mencatat kinerja positif sepanjang kuartal pertama tahun 2025 dengan perolehan EBITDA sebesar US$332 juta. Capaian ini menunjukkan fundamental yang kuat di tengah tantangan musiman permintaan gas dan menjadi indikator ketahanan operasional perusahaan.
CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, menyampaikan bahwa pencapaian kuartal ini didukung oleh pengelolaan biaya yang efektif dan komitmen terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan. Meski laba bersih hanya mencapai US$18 juta, angka ini dipengaruhi oleh rugi bersih dari entitas asosiasi Amman Mineral Internasional yang tengah menyelesaikan proses commissioning smelter baru.
Rasio utang bersih terhadap EBITDA membaik menjadi 1,7x, sementara kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar US$876 juta pada akhir kuartal. MedcoEnergi juga menerbitkan surat utang senilai US$400 juta dan menyelesaikan pembelian kembali obligasi senilai US$519 juta. Selain itu, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham sebanyak 380 juta lembar menggunakan dana internal.
Dari sisi operasional, produksi migas tercatat sebesar 143 ribu barel ekuivalen minyak per hari (mboepd), dengan biaya produksi US$8,4 per boe. Produksi dipengaruhi oleh permintaan gas yang menurun dan pemeliharaan terjadwal di Lapangan Senoro. Sementara itu, dua lapangan baru, Terubuk dan Forel di Blok South Natuna Sea B, mulai berproduksi dan diresmikan langsung oleh Presiden RI. Kedua lapangan ini diharapkan menghasilkan hingga 20.000 barel minyak dan 60 MMSCFD gas per hari.
Penemuan baru juga berhasil dicapai melalui pengeboran sumur West Kalabau-1 di Blok Rimau, dengan produksi perdana ditargetkan pada 2026. Di Blok Corridor, survei seismik 3D telah diselesaikan sebagai persiapan eksplorasi lebih lanjut.
Untuk sektor ketenagalistrikan, MedcoEnergi mencatat penjualan sebesar 871 GWh, turun dari kuartal sebelumnya akibat gangguan operasi pada beberapa fasilitas, termasuk gempa di sekitar Geotermal Sarulla dan banjir di PLTS Sumbawa. Meski demikian, proyek Geotermal Ijen Fase 1 (35 MW) telah beroperasi sejak Februari dan proyek PLTS Bali Timur (25 MWp) akan mulai beroperasi secara komersial pada Juni 2025.
Di sektor pertambangan, melalui kepemilikan di Amman Mineral Internasional, produksi tembaga mencapai 37 juta pon dan emas 32 ribu ons. Produksi katoda tembaga perdana telah dimulai dan ekspor dilakukan pada awal April, sementara commissioning fasilitas pemurnian logam mulia direncanakan pada kuartal kedua 2025.
Untuk proyeksi 2025, MedcoEnergi menargetkan produksi migas 145–150 mboepd, penjualan listrik sebesar 4.500 GWh, dan biaya produksi migas di bawah US$10 per boe. Belanja modal direncanakan sebesar US$430 juta, dengan rincian US$400 juta untuk migas dan US$30 juta untuk ketenagalistrikan.
Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, menyatakan bahwa kinerja kuartal pertama mencerminkan kedisiplinan keuangan dan arah strategis perusahaan dalam menciptakan nilai jangka panjang.
“Kami akan terus memperkuat portofolio usaha dan menangkap peluang baru yang dapat meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan,” tutupnya.