peta ebt

METI : Berikan Insentif Khusus Untuk EBT

Jakarta,RuangEnergi.com-Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan green economy adalah membangun ekonomi yang berkelanjutan dengan keseimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan.

Pemerintah Indonesia sudah saatnya memberikan insentif khusus untuk energi terbarukan (EBT) termasuk jika menggunakan produk dalam negeri.

Pertumbuhan ekonomi harus bertumpu pada perhatian terhadap lingkungan. Pembangunan harus menjaga dan sedapat mungkin harus mengurangi emisi karbon.

Yang paling tidak terpengaruh dalam kondisi krisis seperti sekarang ini adalah peningkatan pemanfaatan energi yang bersih dan terbarukan.

surya darma

“Karena itu, upaya untuk dapat meningkatkan pengembangan energi terbarukan adalah sebuah keharusan. Termasuk memberikan berbagai stimulus. Sebetulnya selama ini yang tdk dilakukan adalah perlakuan yang sama antara energi tak terbarukan dengan energi terbarukan. Karena itu dikatakan tidak ada “level of playing field”. Karena itu, stimulus pertama adalah memperlakukan kesamaan “treatment” terhadap energi terbarukan. Jika perlu diberikan insentif khusus,” kata Surya Darma kepada ruangenergi.com,Kamis (24/9/2020) di Jakarta.

Pemanfaatan Energi Bersih

Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat menghadiri The 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM11) and The 5th Mission Innovation (MI-5), memaparkan langkah-langkah strategis pemanfaatan energi bersih yang telah dilakukan Indonesia.

Indonesia, ungkap Arifin, memiliki sumber energi terbarukan yang sangat besar. Dengan potensi energi terbarukan yang mencapai 400 Giga Watt (GW), pengaturan suplai dan penggunaan energi menjadi penting untuk dilakukan.

 

“Kami memiliki potensi energi terbarukan yang besar, mencapai 400 GW. Dan sangat penting bagi kami untuk mengatur sistem pemanfaatan energi. Kami melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatur (pemanfaatan) energi ini,” ujar Arifin, Selasa (22/9) .

Langkah pertama adalah optimalisasi penggunaan sumber energi domestik. Dalam hal ini adalah mendorong penggunaan energi terbarukan, misalnya dengan mengganti pembangkit listrik tenaga diesel dengan sumber energi bersih, seperti gas dan energi terbarukan.

“PT PLN tengah meluncurkan program konversi dari pembangkit listrik bertenaga diesel menjadi energi terbarukan dengan kapasitas 2 GW di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh negeri,” tandas Arifin.

Langkah yang kedua, lanjut Arifin, adalah melakukan efisiensi energi, baik di sisi suplai maupun permintaan (demand). Efisiensi dilakukan dengan mendorong implementasi target efisiensi energi pada gedung dan industri.

Indonesia juga mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari 84,3 persen menjadi 98,8 persen, khususnya untuk mendukung program elektrifikasi di daerah terluar dan terpencil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *