MIND ID: Tahun 2023 Penuh Tantangan Korporasi Terus Tingkatkan Inovasi dan Efisiensi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Mining Industry Indonesia (MIND ID) adalah BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk, berupaya meningkatkan kinerja bisnis dan operasi induk dan anak usahanya pada tahun 2023 ini.

Tahun 2023, bagi MIND ID dan seluruh Anggota Holding merupakan tahun yang penuh tantangan khususnya di sektor industri pertambangan dimana diprediksi adanya dinamika pada harga komoditas.

“Menghadapi tantangan tersebut, korporasi akan terus meningkatkan inovasi dan efisiensi dalam hal operasi melalui penerapan operational excellence, penerapan digitalisasi serta integrasi dan sinergi lintas grup MIND ID,” kata Division Head of Institutional Relations MIND ID, Niko Chandra kepada ruangenergi.com,Rabu (01/02/2023) di Jakarta.

Selain itu, lanjut Niko, perusahaan juga terus mengupayakan keberlangsungan cadangan dan sumberdaya mineral strategis melalui kegiatan pengelolaan berkelanjutan dan pengembangan anorganik untuk menjaga reserve replacement ratio > 1 setiap tahun.

Dari sisi hilirisasi, papar Niko lagi, korporasi terus melanjutkan komitmen terhadap pengembangan investasi organik maupun anorganik untuk meningkatkan nilai tambah komiditas kedepan.

“Perusahaan juga terus melanjutkan komitmen dalam mengedepankan tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan terus meningkatkan implementasi kegiatan dan kebijakan ESG, baik di tingkat MIND ID maupun di tingkat Anggota MIND ID, yang sejalan dengan arahan dan Kementerian BUMN sesuai target SDG’s 2030,”papar Niko.

Ketika ruangenergi.com bertanya target yang ingin dicapai MIND ID untuk kinerja bisnis dan operasi tahun 2023 ini? Niko menjawab:

“Salah satu target yang ingin dicapai dalam menjawab tantangan tahun 2023 adalah perbaikan kinerja keuangan agar bisa beradaptasi di tengah tantangan global yang dinamis karena perekonomian global masih menghadapi ketidakpastian sebagai dampak dari situasi geopolitik ataupun juga perlambatan ekonomi di beberapa negara maju.Namun demikian, korporasi masih optimis dapat mencapat tujuan tersebut melalui efisiensi yang berkelanjutan dan optimasi portfolio bisnis sebagai upaya menuju “Bisnis yang Berkelanjutan”,papar Niko optimis.