Subulussalam, Aceh, ruangenergi.com – Kepedulian terhadap korban bencana banjir di Aceh terus mengalir. Kali ini, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), menggandeng Yayasan As-Sumatrani bergerak langsung ke lapangan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan pada Rabu (10/12/2025).
Tak tanggung-tanggung, empat truk bermuatan penuh logistik dikerahkan untuk menyisir wilayah terdampak parah, mulai dari Kota Subulussalam hingga Kabupaten Aceh Selatan.
Bantuan Logistik Lengkap Rombongan Mualem bersama Pengelola Yayasan As-Sumatrani, H. Abdul Jalil, membawa beragam kebutuhan mendesak bagi para pengungsi.
Paket bantuan tersebut mencakup: Sembako berupa beras, minyak goreng, gula, dan mie instan. Kebutuhan dasar berupa air mineral, perlengkapan bayi, dan alat kebersihan. Sandang, berupa selimut dan pakaian layak pakai untuk warga yang harta bendanya terendam banjir.
“Bantuan yang kami bawa hari ini adalah sumbangan dari para donatur yang peduli terhadap musibah banjir di Aceh. Saya sangat berterima kasih atas keikhlasan dan perhatian dari para donatur,” ungkap Mualem dalam keterangannya, Rabu (10/12/2025).
Pesan Persatuan untuk Bangkit Mualem menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat adalah kunci percepatan pemulihan pascabencana. Kehadiran bantuan ini diharapkan menjadi penyemangat moral bagi para korban.
“Ini bukti bahwa kita tidak sendiri. Banyak saudara-saudara kita yang ikut membantu. Dengan kebersamaan seperti ini, insyaAllah Aceh akan segera pulih dan kita bisa bangkit kembali,” tambahnya optimis.
Distribusi Merata ke Tiga Titik Sementara itu, H. Abdul Jalil selaku pengelola yayasan merinci skema distribusi bantuan agar tepat sasaran. Berdasarkan amanah donatur, bantuan disebar ke tiga wilayah utama: Kota Subulussalam: 1 truk. Kabupaten Aceh Singkil: 2 truk. Trumon (Aceh Selatan): 1 truk
“InsyaAllah seluruhnya kami salurkan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan,” tegas Abdul Jalil.
Usai menyerahkan bantuan secara simbolis, Mualem dan rombongan menyempatkan diri meninjau titik-titik kerusakan infrastruktur dan berdialog langsung dengan warga untuk mendengar keluhan serta memastikan kondisi mereka pascabanjir.
