Jakarta,ruangenergi.com-Meski berganti nama dari Mubadala Petroleum menjadi Mubadala Energy,ternyata perusahaan migas yang berkantor di Abu Dhabi,di United Arab Emirates (UAE) tetap berkomitmen jangka panjang di Indonesia.
Buktinya,Mubadala Energy akan terus melanjutkan komitmennya sebagai mitra jangka panjang dan bertanggung jawab untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar tempat beroperasi, termasuk 0perasi bisnisnya di Asia Tenggara termasuk lapangan gas Ruby di Indonesia yang baru-baru ini mencapai produksi gas kumulatif lebih dari 250 miliar kaki kubik.
“Perusahaan akan terus melanjutkan komitmennya sebagai mitra jangka panjang dan bertanggung jawab untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar tempat beroperasi, termasuk: Mengelola kepentingan pemegang saham di Dolphin Energy, yang merupakan aset fondasi bagi portofolio Mubadala Investment Company (Mubadala); Operasi bisnisnya di Asia Tenggara termasuk lapangan gas Ruby di Indonesia yang baru-baru ini mencapai produksi gas kumulatif lebih dari 250 miliar kaki kubik, lapangan Jasmine di Thailand yang telah mencatat produksi kumulatif lebih dari 85 juta barel, serta Nong Yao dan Manora yang keduanya telah mencapai produksi kumulatif lebih dari 20 juta barel,” demikian isi siaran pers Mubadala Energy yang diterima ruangenergi.com,kemarin (07/09/2022) di Jakarta.
Mubadala Petroleum, perusahaan energi internasional yang berkantor pusat di Abu Dhabi, telah meluncurkan identitas barunya: Mubadala Energy.
Identitas baru ini mencerminkan arah strategis baru yang akan menunjukkan upaya Mubadala Energy membangun kontribusinya pada transisi energi dengan memperluas gas weighted portfolio di berbagai bidang seperti LNG sambil mengeksplorasi sektor energi baru termasuk blue hydrogen dan carbon capture. Strategi ini juga melihat fokus strategis pada upaya decarbonizing the business sambil mendorong inovasi dan teknologi di semua lini operasi.
Menanggapi tonggak sejarah penting ini, Musabbeh Al Kaabi, Chief Executive Officer of UAE Investments, Mubadala Investment Company dan Chairman of Mubadala Energy, mengatakan:
“Mubadala Energy telah mendapatkan tempatnya sebagai pemain utama di panggung energi internasional. Identitas baru ini secara akurat mencerminkan bisnis kami dalam fase pertumbuhan berikutnya yang selaras dengan transisi energi melalui gas-weighted portfolio dan peningkatan fokus pada sektor energi yang lebih berkelanjutan.”
Melakukan perubahan di tahun kesepuluh operasinya, perusahaan terus tumbuh dan saat ini telah menjangkau pasar di sebelas negara dengan mempekerjakan lebih dari 500 orang. Tahun ini Mubadala Energy juga mencapai production milestone yang signifikan sebesar 500.000 barel setara minyak per hari (boed) untuk pertama kalinya dalam sejarah, yang menandai peningkatan produksi sebesar 22 persen dari tahun 2021.
Mansoor Mohamed Al Hamed, CEO, Mubadala Energy, berkomentar: “Kami sangat bangga dengan apa yang telah kami capai sejak didirikan sepuluh tahun lalu. Hari ini adalah waktu yang tepat untuk menandakan fokus kami pada transisi energi melalui identitas baru yang berani. Kami membangun rekam jejak yang telah melihat pertumbuhan yang signifikan melalui an expanding gas portfolio, dan dengan kemampuan mendalam serta kemitraan yang kuat di seluruh dunia, kami berada di posisi yang baik untuk memulai babak baru dalam kisah kami sebagai Mubadala Energy.”
Pada tahun 2017, Mubadala Energy mengalihkan strategi ke gas alam sebagai bahan bakar yang menjadi jembatan utama dalam transisi energi. Strategi peralihan ini terlihat dari realisasi proyek-proyek utama seperti akuisisi 10 persen hak partisipasi di ladang gas Zohr di dalam Konsesi Shorouk di Mesir, serta investasi terbaru yaitu mengakuisisi 22 persen saham ladang Gas Tamar, di lepas pantai Israel . Proyek gas besar lainnya termasuk lapangan gas Pegaga yang dioperasikan Mubadala Energy di Malaysia, dimana produksi gas komersial perdananya mencapai production milestone 500 MMscf (juta standar kaki kubik) dan 16.000 barel kondensat, per hari.