Jakarta, Ruangenergi.com – Pembangunan Jaringan gas (Jargas) yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN), bisa dikatakan dapat membantu mengurangi beban Pemerintah dalam penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg bersubsidi tabung Melon.
Pasalnya, setiap tahun jumlah pendistribusian tabung LPG 3 Kg bersubsidi selalu meningkat.
Pemerintah sendiri menganggarkan subsidi energi mencapai Rp 108,07 triliun pada 2021, jumlah tersebut naik dari subsidi tahun lalu yang hanya sebesar Rp 95,61 triliun.
Adapun subsidi energi tersebut dialokasikan untuk subsidi jenis BBM tertentu (minyak tanah dan solar) dan LPG 3 kg Rp 54,48 triliun dan subsidi listrik Rp 53,58 triliun.
Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan subsidi subsidi jenis BBM tertentu dan LPG 3 kg pada tahun 2020 ini yang sebesar Rp 41,11 triliun dan subsidi listrik Rp 54,49 triliun.
Untuk itu, agar tepat sasaran, pemerintah juga akan melakukan perbaikan data penerima sasaran untuk memastikan agar subsidi atau bantuan diberikan kepada kelompok masyarakat yang perlu dilindungi yaitu masyarakat miskin dan rentan.
Subsidi LPG tabung 3 kg pada 2021 ini menggunakan asumsi volume tabung LPG 3 kg sebanyak 7 juta metrik ton. Berdasarkan data Kementerian ESDM, volume LPG 3 kg tahun ini diperkirakan mencapai 6,89 juta metrik ton.
Untuk itu, rencana PGN untuk membangun Jargas SR mendapatkan tanggapan positif dari Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan.
Dirinya sangat mengapresiasi perusahaan gas negara tersebut dalam melakukan pembangunan Jargas untuk sambungan rumah tangga (SR).
“Pembangunan jargas ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi penggunaan LPG 3 kg bersubsidi yang terus meningkat sepanjang tahun,” terang Mamit, kepada Ruangenergi.com melalui pesan aplikasi WhatsApp, (11/02).
Mamit menambahkan, adanya jargas ini juga dapat membantu masyarakat, lantaran biayanya lebih murah ketimbang menggunakan LPG tabung Melon.
Ia mengakui, bukan hal yang mudah dalam menyelesaikan target pembangunan Jargas SR tersebut. Akan tetapi, Mamit meyakinkan bahwa PGN mampu menyelesaikan keinginan pemerintah tersebut.
“Saya kira, penggunaan gas alam lebih ekonomis jika dibandingkan dengan LPG dan juga lebih aman. Kita tidak perlu khawatir akan kehabisan gas karena pasokan gas alam tersedia selama 24 jam,” tandas Mamit.
Sebelumnya, PGN menargetkan pada 2021 pihaknya akan membangun sebanyak 270 ribu SR di tujuh wilayah dengan skema kerjasama dan investasi mandiri. Adapun wilayah tersebut meliputi : Cilegon, Bekasi, Karawang, Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta, dan Bogor.