Distribusikajnpaket Konversi de nelayan dan petani Wajo

Pemerintah Bagikan 2.513 Paket Konversi untuk Nelayan dan Petani Wajo

Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah terus melakukan pemanfaatan gas sebagai bahan bakar terus, karena lebih efisien dan ramah lingkungan. Hal tersebut ditandai dengan sebanyak 2.513 nelayan dan petani di Kabupaten Wajo, kini beralih menggunakan bahan bakar gas untuk melaut dan mengairi sawah.

Pendistribusian 2.513 paket perdana Program Konversi BBM ke BBG Untuk Nelayan dan Petani di Kabupaten Wajo, dilaksanakan di dua lokasi.

Untuk nelayan, acara digelar di TPI 45, Kecamatan Tempe. Sedangkan pembagian bantuan untuk petani dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Palaguna, Kecamatan Pammana.

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, pendistribusian paket perdana dilakukan sesuai prosedur seperti menggunakan masker dan pengukuran suhu. Bahkan di lokasi pembagian paket konversi bagi nelayan, dilakukan rapid tes bagi seluruh peserta yang hadir.

Bantuan ini merupakan program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas yang diwakili Pejabat Pembuat Komitmen untuk paket konversi bagi nelayan, Irine Yulianingsih mengatakan, untuk tahun 2020, Pemerintah membagikan 1.372 unit bagi nelayan Wajo.

Penerima paket perdana ini merupakan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan alat penangkap ikannya harus ramah lingkungan.

“Hanya mereka yang memenuhi syarat yang bisa menerima paket ini. Saya ingat betul, tahun 2019 ada beberapa nelayan Wajo yang dicoret karena alat tangkapnya tidak ramah lingkungan,” jelas Irine, (30/10).

Ia menjelaskan, penghematan yang diperoleh dengan menggunakan mesin berbahan bakar LPG 3 kg dapat mencapai lebih dari 50%.

Menurut Abdulrahman, penduduk Wajo yang mendapatkan paket perdana tahun 2019, dirinya sangat gembira menggunakan bahan bakar LPG 3 kg untuk melaut karena sangat hemat. Biasanya tiap kali melaut, diperlukan BBM sebanyak 5 liter atau sekitar Rp 50.000. Setelah menggunakan LPG 3 kg, per harinya hanya dibutuhkan biaya bahan bakar Rp 12.500 karena 1 tabung LPG 3 kg yang dibeli seharga Rp 25.000, dapat digunakan 2 kali melaut.

“Banyak hematnya karena 1 tabung LPG 3 kg bisa dipakai 2 kali melaut. Kalau pakai BBM, butuh 5 liter. Harga tiap liternya di desa Rp 10.000,” ungkapnya pada penyerahan simbolis paket konversi untuk nelayan di TPI 45.

Dalam kesempatan itu, Abdulrahman meminta agar Pertamina memperhatikan pasokan LPG 3 kg untuk nelayan.

“Kita minta ada agen khusus menjual LPG 3 kg bagi nelayan. Tidak campur dengan lainnya,” tuturnya.

Sementara paket perdana untuk mesin pompa air petani di Kabupaten Wajo, jumlah yang dibagikan sebanyak 1.141 unit.

Pejabat Pembuat Komitmen, Ditjen Migas, Safriyanto, mengatakan, untuk paket konversi bagi petani menegaskan, bantuan ini diberikan secara gratis oleh Pemerintah.

“Petani diharapkan dapat memanfaatkan peralatan ini semaksimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi keluarga,” katanya.

Sementara, Bupati Wajo, Amran Mahmud, sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan kepada petani dan nelayan, mengingat selama beberapa bulan terakhir pasokan BBM bersubsidi yang disalurkan ke masyarakat Wajo terbilang minim.

“Saya berharap dengan adanya bantuan ini, aktivitas perekonomian masyarakat mampu menghasilkan produksi yang lebih banyak lagi khususnya pada petani dan nelayan,” tutur Amran.

Untuk tahun 2020 ini merupakan tahun ke-5 untuk kegiatan pendistribusian paket konversi untuk nelayan dilaksanakan oleh Ditjen Migas. Hingga tahun 2019, telah dibagikan 60.859 paket.

Sedangkan untuk petani, tahun 2020 merupakan tahun kedua di mana dibagikan 10.000 unit. Sebelumnya tahun 2019 telah dibagikan 1.000 paket perdana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *