Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan kemudahan berusaha dan memperbaiki iklim investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas).
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, saat memberikan sambutan di acara Oil And Gas Investment Day yang digelar secara hybrid (offline dan online), (17/06).
Pasalnya, kata Arifin, industri hulu migas masih memegang peranan penting sebagai penggerak ekonomi nasional di tengah kondisi sulit alias Pandemi Covid-19. Terlebih ditambah dengan berkembangnya energi alternatif, termasuk energi baru terbarukan (EBT).
“Tren global dan lokal yang muncul seperti revolusi shale oil (minyak serpih) di AS, transisi energi, pandemi Covid-19 dan harga minyak yang rendah telah menciptakan kondisi pasar yang sangat kompetitif untuk mendapatkan investasi di sektor hulu migas ini,” jelas Arifin Tasrif.
Ia menambahkan, guna meningkatkan daya tarik investasi, perlu dilakukan percepatan perumusan kebijakan fiskal yang lebih efektif yang mampu mendorong investor untuk meningkatkan kegiatan produksi dan eksplorasi di Indonesia.
Hal tersebut guna memenuhi target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik per hari gas bumi (BSCFD) pada tahun 2030.
Ia mengatakan, Indonesia masih dianggap sebagai tempat yang menarik untuk investasi karena memiliki daya tarik prospek sumber daya migas. Hal itu berdasarkan riset perusahaan konsultan migas seperti Woodmac, IHS atau Rystad.
Akan tetapi, lanjut Arifin, perlu ada banyak perbaikan pada sistem fiskal dan risiko minyak dan gas.
“Kita harus membangun kesadaran bahwa kita sedang bersaing dengan negara-negara penghasil minyak lain di seluruh dunia untuk mendapatkan investasi dan oleh karena itu kita harus memperbaiki iklim investasi kita,” imbuh Arifin.
Sementara itu, di tempat yang sama, Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Gary Selbie, menyebut bahwa acara Oil And Gas Investment Day bisa menjadi momentum investor untuk dapat mendengar lebih banyak tentang kemajuan terkini mengenai investasi hulu migas di Indonesia.
“IPA percaya bahwa prospek industri hulu migas Indonesia tetap sangat positif dengan beberapa cekungan dan target eksplorasi baru di banyak wilayah di Indonesia,” katanya.
Kemudian, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan daya tarik investasi, perlu dilakukan percepatan proses perumusan kebijakan yang melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga, yaitu, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan SKK Migas.
“Percepat peluncuran kebijakan fiskal yang lebih efektif, mampu mendorong investor untuk meningkatkan kegiatan produksi dan eksplorasi di Indonesia,” tutur Dwi.