Pengamat Optimis 12 Proyek Hulu Migas Bisa Beroperasi di 2021

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.comDirektur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengaku optimistis bahwa pemerintahτ bakal menyelesaikan 12 proyek hulu migas hingga akhir 2021.

“Saya sangat optimistis bahwa target itu bisa tercapai, tapi dengan berbagai upaya,” ungkap Mamit saat dihubungi, Ruangenergi.com, melalui pesan aplikasi WhatsApp, (30/04).

Sebelumnya, dalam konferensi pers capaian hulu migas kuartal I 2021, SKK Migas menyebut pihaknya akan menyelesaikan 12 proyek dan beroperasi dengan total nilai investasi sebesar US$1,62 miliar tahun ini.

Di mana, hingga kuartal 1 2021, sudah ada 5 proyek yang beroperasi dan total investasi sebesar US$111 juta dengan total penambahan produksi minyak dan gas sebesar 5.850 BOPD dan 69,5 MMSCFD. Sementara hingga akhir 2021, SKK Migas menyebut masih ada 8 proyek yang ditargetkan beroperasi, terlebih lagi terdapat tambahan 2 Proyek Strategis Nasional yaitu Jambaran Tiung Biru dan Tangguh Train-3, Papua.

Mamit kembali mengatakan, terkait dengan harga minyak dunia, di mana saat ini sangat berpengaruh terhadap sisa proyek yang dilakukan oleh pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

“Dengan naiknya harga minyak dunia sepanjang 2021, maka KKKS akan lebih gencar dalam menyelesaikan pekerjaannya, sebab hal itu terkait dengan nilai keekonomian proyek tersebut,” ungkapnya.

Terkait dengan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di tengah Pandemi Covid-19, menurut Mamit, dengan kondisi saat ini, sektor hulu migas diharapkan bisa mendapatkan kemudahan baik dari sisi perizinan untuk mobilisasi person maupun peralatan.

“Ini sangat penting, jika terjadi kendala terhadap personel maupun peralatan atau material bisa dipastikan mengganggu pelaksanaan proyek,” urainya.

Meski begitu, dirinya meminta agar para KKKS mendapat dukungan dan percepatan dari stakehoder terkait seperti, Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM dan aparat yang lain terkait dengan perizinan-perizinan. Sehingga tidak terganggu pelaksanaannya maupun insentif-insentif lain yang bisa diberikan.

Lebih jauh, Mamit mengungkapkan, terkait dengan faktor sosial, hal itu sangat diperlukan dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) agar pekerjaan bisa dilakukan. Mamit menegaskan, operasional proyek dapat terganggu apabila adanya gangguan sosial yang disebabkan oleh masyarakat, maka dari itu jika Pemda bisa menanggulanginya, tidak akan menganggu pekerjaan.

“Saya kira perlu dukungan dan upaya yang besar dari semua pihak, tanpa itu, saya kira berat sekali bisa tercapai penyelesaian 12 proyek hulu migas di akhir 2021,” tandasnya.