Pertamina Foundation Raih Penghargaan di Ajang Iconomics CSR Awards 2020

Jakarta, Ruangenergi.comPertamina Foundation sebagai yayasan yang melaksanakan program-program CSR PT Pertamina (Persero) mendapatkan penghargaan dalam Inisiatif Tanggap Darurat Covid-19 – Dukungan Kesehatan Medis Kategori Yayasan. Penghargaan ini diberikan karena inisiatif Pertamina Foundation melalui tiga program andalannya, yaitu PFBangkit, PFPrestasi, dan PFPreneur.

Menurut Direktur Operasional Pertamina Foundation, A.M. Unggul Putranto, sejak awal pandemi Covid-19 mulai menyebar, program PFbangkit Pertamina Foundation secara mandiri maupun berkolaborasi dengan mitra kerja sama, sudah menyalurkan beragam jenis bantuan.

“Jumlah bantuan tersebut terdiri dari 8066 masker, 625 alat pelindung diri, 160 liter hand sanitizer, 10 peti jenazah kepada rumah-rumah sakit, dan 985 paket sembako kepada panti-panti asuhan, tenaga kesehatan, para pedagang, dan masyarakat kurang mampu lainnya yang terdampak Covid-19,” ujar Unggul dalam pesan tertulisnya yang diterima Ruangenergi.com di Jakarta, Senin (07/12/2020).

Selanjutnya lewat program PFPrestasi, kata Unggul, Pertamina Foundation juga melaksanakan program Aksi Sobat Bumi Dari Sumatera Sampai Papua pada 17 Agustus 2020 dan 28 Oktober 2020. Dalam Aksi Sobat Bumi, Pertamina Foundation berkolaborasi dengan peraih Beasiswa Pertamina Foundation Batch VI dan VII yang tersebar di 25 kampus mitra, serta menyalurkan beragam jenis bantuan kepada masyarakat terdampak. Bantuan yang diberikan kepada masyarakat, antara lain tempat cuci tangan, tempat sampah medis, masker, sembako, hand sanitizer, dan face shield.

“Selain menyalurkan bantuan, masyarakat juga diberikan beragam jenis penyuluhan, pelatihan, dan sosialisasi, seperti mengadakan pelatihan budidaya tanaman, lomba mewarnai untuk menghibur anak-anak pelatihan membuat masker, sosialisasi makanan bergizi, sosialisasi mengolah sampah dengan Margot BSF, dan banyak kegiatan lainnya yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terdampak Covid-19,” jelasnya.

Kemudian lewat program PFPreneur, lanjut Unggul, Pertamina Foundation juga mengadakan ajang PFPreneur 2020: Women Leaders & Entrepreneurs. Melalui ajang ini, Pertamina Foundation berupaya untuk meringankan beban pengusaha perempuan UMKM Indonesia selama masa pandemi sekaligus pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan, khususnya pengembangan minat dan potensi UMKM. Ajang ini juga diharapkan mampu mendukung kemandirian keluarga dan kesejahteraan perempuan.

“Kami juga berterima kasih kepada CSR Pertamina yang sudah all out membantu Pertamina Foundation merealisasikan program-program yang kami adakan, rencanakan, dan kami realisir. Beberapa program yang telah kami selenggarakan adalah pemberian sembako, APD kepada petugas medis, pemberian peti jenazah kepada beberapa rumah sakit, dan juga kaum disable di beberapa kota. Kita berharap semangat memberikan bantuan ini akan menular dan akan melibatkan banyak pihak untuk terlibat dalam penanganan yg lebih luas lagi untuk meringankan beban dari masyarakat. Terimakasih sekali lagi kepada The Iconomics,” papar Unggul.

“Terima kasih atas antusiasme, dukungan, dan partisipasi #PFriends terhadap program-program andalan Pertamina Foundation. Penghargaan ini untuk seluruh #PFriends di seluruh Indonesia dan menjadi tanggung jawab Pertamina Foundation untuk konsisten dan terus berkembang dalam menjalankan program-program andalan untuk masyarakat dan Indonesia,” tukasnya.

Sementara Founder sekaligus CEO The Iconomics, Bram S. Putro bahwa RRI dan The Iconomics Research and Consulting memberikan penghargaan kepada beberapa perusahaan dan yayasan yang telah banyak berkontribusi bagi masyarakat.

“Kami mengamati seluruh perusahaan memiliki program Social Responsibility yang berkaitan dengan krisis kesehatan. Dalam kesempatan yang baik ini, selain mengadakan acara awarding, kami juga menyajikan webinar mengenai trend and outlook CSR 2021, karena ada peluang pertumbuhan yang lebih baik pada tahun 2021, isu wabah Covid-19 akan berangsur tereliminasi dengan hadirnya vaksin Covid-19,” papar Bram.

Pihaknya, optimis bisnis juga akan berkorelasi dengan strategi CSR yang akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, baik program CSR yang berkelanjutan maupun yang pendek.

“Oleh karena itu, dalam webinar ini, kiranya dapat tereksplorasi arah CSR kedepan akan masuk pada ranah prioritas dan target seperti apa.,” ujar Bram.

Fokus Pada Pengembangan
Sementara Arya Dwi Paramita selaku VP CSR SMEPP PT Pertamina (Persero) mengatakan, kegiatan CSR PT Pertamina selama masa pandemi berfokus pada pengembangan kemampuan para penerima bantuan.

“Kita tidak bisa menjalankan program bantuan ini sendiri, kalau Pertamina hanya mengandalkan donasi philanthropy charity saja, itu semua akan menjadi objek, dan bantuan itu nanti akan ada masanya habis, resourcesnya habis, tapi kebutuhan di lapangan tetap ada tanpa adanya kemandirian,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, pada saat awal pandemi, pihaknya langsung memetakan penerima manfaat bantuan kemanusiaan yang akan diberikan dan mitra area yang bisa digandeng.

“Jadi, kami menggunakan filosofi mengubah objek menjadi subjek. Kami mulai memetakan mana penerima manfaat yang bisa kami pilih menjadi subjek,” ujarnya.

“Sehingga, kami berusaha semaksimal mungkin bagaimana penerima manfaat ini bisa sebagai subjek yang akan aktif dan mandiri. Selama melakukan philanthropy, sebenarnya kami juga sedang membangun economy resilience dari masyarakat supaya mereka bisa tetap hidup dan mandiri,” papar Arya.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa dengan menjadikan penerima manfaat sebagai subjek, para pelaku UMKM tidak hanya dapat membangun perekonomian mereka, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja sehingga perekonomian masyarakat di sekitar mereka juga dapat meningkat.

“Intinya adalah penerima manfaat sebagai subjek. Sebisa mungkin, yang bisa kami libatkan, kami libatkan. Kami jalan paralel, kita tetap mendukung 124 rumah sakit, 112 puskesmas dan 82 posyandu yang tersebar di seluruh Indonesia,” tukasnya.

Di sisi lain, pihaknya juga membantu masyarakat dengan pemberian filantropi yang secara langsung, tapi di sisi lain UMKM sambil mem-back up untuk memproduksi lebih dari 10.000 produk seperti masker, hand sanitizer, desinfektan, sabun, jahe merah, madu, multivitamin dan herbal lainnya.

“Jadi, artinya UMKM tidak jadi gulung tikar dan mereka bisa menciptakan lapangan kerja kepada masyarakat. Mereka sebagai subjek dan kami sebagai partner. Ini salah satu value dari Kementerian BUMN yaitu kolaborasi,” pungkas Arya.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *