Jakarta,ruangenergi.com-PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), sub holding upstream PT Pertamina (Persero) mengklaim terus meningkatkan keandalan dan availibilitas peralatan dan fasilitas, optimasi kegiatan pemeliharaan, dan turn around (TAR).
PHM juga mendorong pelaksanaan program kerja OPLL-2A, 2B dan Bekapai-3, yang sudah direncanakan dalam rencana kerja dan anggaran di 2021 dan multi years, utamanya terkait dengan kegiatan pengeboran pengembangan, well intervention, dan servis sumur.
PHM melakukan peningkatan Emergency Response Plan (ERP) sehingga apabila terjadi gangguan operasi, dapat segera diatasi.
“Upaya lainnya adalah terus meningkatkan percepatan proses persetujuan/ perizinan dari institusi dan Kementerian terkait utk program di Tunu F-Inland, serta mencari potensi tambahan produksi baik dari lapangan yang sudah ada maupun hasil dari pekerjaan eksplorasi,” kata General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam Agus Amperianto kepada ruangenergi.com,Selasa (07/09/2021) di Jakarta.
Agus Amperianto menjelaskan juga,pihaknya kini menanti Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) untuk pengembangan Tunu F-Inland.
Di sisi lain,PHM fokus pemboran di OPLL-2A, dimana untuk yang OPLL-2B dan Bekapai-3 cenderung untuk meningkatkan kehandalam di fasilitas produksi dan booster compresor.
“Iya, memang sdh di-planning untuk menantikan pemasangan BC yang baru dan mengatasi problem de-bottlenecking aliran sumur,” ungkap Agus.
Agus menambahkan bahwa di tahun 2022 target produksi gas PHM dari blok Mahakam akan meningkat menjadi 521 MMSCFD dan minyak 23,8 KBOPD.
“Well head outlook 500 MM gas, dan 23.3 kbopd. Prognosa di 2021 akan tercapai 103% dari target WP&B yang diajukan PHM ke SKK Migas,”pungkas Agus.