Blok Rokan PHR

Perusahaan Migas dari Tiongkok ke Rokan?

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com-  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) memastikan sudah ada pembicaraan dengan perusahan migas asal negeri China/Tiongkok untuk meningkatkan produksi minyak dan gas di Indonesia.

Ketika hal ini ditanyakan ruangenergi.com kepada Sekretaris Jenderal KESDM Dadan Kusdiana atas adanya informasi Petrochina International Ltd akan dilibatkan dalam penerapan enhanced oil recovery (EOR) di blok Rokan, dia hanya menjelaskan bahwa sudah ada pembicaraan-pembicaraan untuk membuka kerja sama dalam rangka peningkatan produksi.

“Sudah ada pembicaraan-pembicaraan untuk membuka kerjasama dalam rangka peningkatan produksi,” kata Dadan yang juga sebagai PLT Dirjen Migas, Senin (09/09/2024), di Jakarta.

Menurut Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara, induknya PetroChina yaitu CNPC punya pengalaman panjang di chemical EOR, salah satunya kegiatan masif CEOR di Daqing sana.

“Perlu dijajaki kemungkinan untuk bermitra menggarap CEOR di Rokan,” ungkap Benny kepada ruangenergi.com, Senin (09/09/2024), di Jakarta.

Informasi yang diterima ruangenergi.com, PetroChina terlibat dalam pengerjaan Enhanced Oil Recovery (EOR) di Blok Rokan. PetroChina, bersama dengan mitra-mitra lainnya, seperti PT Pertamina, memiliki peran dalam proyek EOR di salah satu blok minyak terbesar di Indonesia ini.

Blok Rokan adalah blok yang sangat penting bagi produksi minyak nasional, dan EOR menjadi metode kunci untuk memaksimalkan potensi produksi dari blok ini, yang telah mengalami penurunan output seiring berjalannya waktu.

Teknologi EOR yang digunakan di Blok Rokan mencakup berbagai metode seperti injeksi air dan injeksi bahan kimia, termasuk injeksi polimer, untuk meningkatkan pemulihan minyak dari reservoir.

Injeksi air telah lama menjadi salah satu metode yang dominan di Blok Rokan, tetapi dengan penurunan alamiah dalam produksi minyak, penerapan teknologi EOR yang lebih canggih menjadi penting untuk mempertahankan tingkat produksi.

Setelah transisi pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina, perusahaan Indonesia tersebut melanjutkan implementasi EOR di blok tersebut dan juga bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk PetroChina, dalam memperbarui dan meningkatkan teknologi EOR yang diterapkan.