Jakarta,ruangenergi.com–PT PLN (Persero) selalu mengikuti prinsip good corporate governance (GCG) dalam prosesi penandatanganan conditional sale and purchase Agreement (SPA) atau perjanjian jual beli saham (PJBS) PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang akan dilangsungkan Selasa (06/07/2021) di Jakarta.
PLN siap melakukan penandatanganan dengan mengacu kepada aturan GCG tersebut.
“Yang penting kita mengikuti GCG dalam prosesi penandatanganan conditional sale and purchase agreement (SPA) atau perjanjian jual beli saham (PJBS) PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) dengan PLN,” kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril kepada ruangenergi.com,Senin (05/07/2021) di Jakarta.
Terkait nilai jual beli saham MCTN tersebut,Bob Saril meminta bersabar karena akan disampaikan pada saat ceremoni penandatanganan tersebut.
Ruangenergi.com mendapatkan informasi prosesi penandatanganan conditional sale and purchase agreement (SPA) atau perjanjian jual beli saham (PJBS) PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) dengan PLN berlangsung di Kantor Pusat PT PLN (Persero,Selasa 06 Juli 2021.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini bersama dengan President Director PT Chevron Standard Limited yang diwakli oleh Jennifer Ferrat, Regional Director, Chevron Standard Limited, akan melakukan PJBS yang akan berlangsung pukul 09.20 WIB di Kantor Pusat PT PLN (Persero).
Acara penandatangan tersebut menurut rencana mengundang Menteri ESDM Arifin Tasrif, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. Semua hadir secara virtual.
Dalam catatan ruangenergi.com,Bob Saril pernah mengatakan bahwa dalam melayani kebutuhan listrik dan uap Blok Rokan, PLN merencanakan 2 tahap yaitu masa transisi dan masa permanen.
Tahap pertama, masa transisi dengan memanfaatkan pembangkit listrik eksisting yang akan berlangsung selama 3 tahun, mulai 9 Agustus 2021. Tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang dimulai pada 2024.
Rencananya listrik Blok Rokan sekitar 400 MW dipasok dari sistem kelistrikan Sumatera dan uap 335 MBSPD dengan menggunakan New Steam Generator. PLN membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk membangun interkoneksi listrik sistem Sumatera ke Blok Rokan.
Dalam kurun waktu tersebut, PLN akan memanfaatkan PLTG North Duri Cogen MCTN 300 MW dan didukung PLTG Minas dan Central Duri sebesar 130 MW.Selain itu, penyediaan pasokan listrik yang handal dari Sistem Sumatera ke Blok Rokan dilakukan dari tiga sumber. Pertama, melalui transmisi New Garuda Sakti – Balai Pungut, kapasitas 290 MW. Kedua, melalui transmisi Duri – Balai Pungut, kapasitas 240 MW. Ketiga, melalui pembangkit Balai Pungut sebesar 250 MW.
“Harapan kami adalah kalau satu ada kendala, ada dua backup. Lalu untuk menjamin kehandalan, dilengkapi juga dengan fasilitas kompensator (kapasitor) di sisi TT dan Converter 5X100 MW. Mengapa kami pasang 5X100 MW karena untuk mengantisipasi pengembangan ke depannya, sekaligus untuk mem-backup sistem apabila sedang ada pemeliharaan,” pungkas Bob Saril ketika itu.