Jakarta, Ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengapresiasi langkah Premier Oil Tuna B.V yang mulai melakukan kegiatan pemboran sumur eksplorasi Singa Laut-2 pada akhir pekan lalu.
Sekretaris SKK Migas, Taslim Yunus, mengungkapkan bahwa kegiatan itu dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian cadangan Blok Tuna di Perairan Natuna, yang berbatasan langsung dengan wilayah Vietnam.
Di mana, lanjutnya, kegiatan ini akan diikuti oleh pemboran sumur eksplorasi lainnya, yaitu Kuda Laut-2.
“Pelaksanaan pemboran telah sesuai dengan jadwal yang direncanakan, dan telah dimulai pada hari Minggu (3/7/2021). Kami memberikan apresiasi kepada Premier Oil sebagai operator wilayah kerja itu, karena tetap dapat mengawal kegiatan sesuai target, di tengah pandemic Covid-19 seperti saat ini. Semoga memberikan hasil sesuai yang kita harapkan,” jelas Taslim Yunus.
Ia menjelaskan, Sumur Singa Laut dan Sumur Kuda Laut termasuk kegiatan penemboran laut dalam (di bawah 1.000 meter bawah permukaan laut).
Target kedalaman pemboran Singa Laut-2 adalah 9.566 ftMD. Setelah itu, Premier akan melanjutkan pengeboran sumur Eksplorasi di sumur Kuda Laut-2, dengan target kedalaman 10.452 TVDSS (kaki dari dasar laut).
Dari kedua sumur tersebut, diharapkan ada tambahan cadangan gas terbukti sekitar 470 bcf.
Pasalnya, dua kegiatan pemboran sumur eksplorasi yang dilaksanakan oleh Premier Oil ini merupakan bagian dari 40 sumur Eksplorasi yang rencananya akan dibor pada tahun 2021.
Tercatat, sampai akhir Juni 2021, pemboran sumur eksplorasi yang telah dilaksanakan sebanyak 12 sumur – belum termasuk memperhitungkan 2 sumur yang dilakukan oleh Premier tersebut.
Adapun KKKS yang telah melakukan kegiatan pemboran sumur Eksplorasi antara lain Petronas North Madura II, EMP Mallaca Strait, Eni West Ganal, Jindi (South Jambi) Ltd, Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, PHE grup, dan EMP Bentu.
Sebagai informasi, Blok Tuna memiliki peran strategis bagi geopolitik Indonesia karena terletak di perbatasan dengan Vietnam dan dekat dengan Laut Cina Selatan.
“Pemanfaatan potensi migas di daerah itu menjadi bagian dukungan industri hulu migas dalam upaya menegaskan kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan,” imbuh Taslim.
Kontrak Blok Tuna ditandatangani pada 21 Maret 2007 antara BPMIGAS (Cikal bakal SKK Migas) dengan Premier Oil. Pada 22 Oktober 2020, Premier Oil kemudian melakukan pengalihan sebagian sahamnya kepada perusahaan minyak asal Rusia, Zarubezhneft.
Sebelumnya, Premier Oil telah melakukan kegiatan akuisisi seismik dua dimensi dan tiga dimesi, serta melakukan pengeboran empat sumur eksplorasi, yaitu Gajah Laut Utara-1, Belut Laut Utara-1, Kuda Laut-1, dan Singa Laut-1, sebagai bagian dari pelaksanaan komitmen pasti yang harus dipenuhi.