Hendra Sinadia

Respon APBI di Tengah Perang Dagang Australia dan Tiongkok

Jakarta, Ruangenergi.com Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengungkapkan menguatnya HBA (Harga Batubara Acuan) karena didorong oleh penguatan indeks, baik indeks untuk harga jual batubara kalori (CV) tinggi seperti, Indeks Newcastle dan Global Coal serta indeks yang mewakili batubara Indonesia (ICI dan Platts).

“Kenaikan tersebut juga didorong oleh terhambatnya ekspor batubara Australia ke Tiongkok. Sehingga hal itu turut memicu kenaikan harga batubara domestik Tiongkok yang akhirnya mendorong naiknya permintaan impor,” ungkap Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia, Kepada Ruangenergi.com, (06/04).

Selain itu, lanjut Hendra, ada beberapa faktor pendorong, seperti antara lain :

Pertama, terganggunya pasokan Indonesia dan Australia oleh curah hujan yang cukup tinggi yang mengakibatkan banjir di beberapa wilayah yang banyak konsesi tambang batubara seperti di Kalimantan Selatan & Kaltim Indonesia dan di Hunter Valley Australia.

“Kedua, produksi nasional di kuartal-I 2021 mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama di 2020,” katanya.

Ketiga, biasanya di setiap bulan Maret ada negosiasi tahunan antara supplier Australia dengan buyer dari PLTU Jepang, sehingga pada bulan Maret indeks, khususnya untuk yang high CV relatif lebih kuat;

“Mau bilang seasonal juga tidak seluruhnya ya? Yang seasonal itu ya cuaca, biasa di awal tahun, tapi kan tahun ini musim hujan cukup panjang, terus kalau soal banjir besar itu tidak tiap tahun, bahkan di Kalsel ini yang terbesar dalam beberapa dekade,” imbuhnya.

Untuk itu, pengusaha diminta menyikapi dengan bijak terhadap anomali cuaca tersebut.

“Produksi di awal-awal tahun biasanya lebih rendah, karena faktor cuaca setelah itu di kuartal-kuartal berikutnya baru tingkat produksi lebih tinggi,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *