Jakarta, ruangenergi.com – Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga, menyambut baik langkah pemerintah yang meneken komitmen investasi dengan perusahaan China untuk hilirisasi pasir kuarsa, mengingat China merupakan produsen utama solar panel dunia, dengan cakupan pasar mencapai 70 persen.
“Ini langkah tepat karena China adalah market leader,” ujar Daymas.
Meski begitu, Daymas menyarankan pemerintah mengajak negara lain seperti Korea Selatan atau Jepang untuk berinvestasi dalam hiliriasi pasir kuarsa di Indonesia demi mencegah monopoli harga oleh China.
“Isunya kan China mengendalikan harga. Jadi negara-negara lain sebaiknya turut ditawarkan untuk berinvestasi demi menjaga pasar,” kata Daymas.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia pada Jumat (28/7) meneken nota kesepakatan investasi bernilai miliaran dolar dari sejumlah perusahaan China, di sela-sela dua hari kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara tersebut.
Salah satu komitmen investasi yang disepakati bernilai US$11,5 miliar yang diteken dengan salah satu produsen kaca dan solar panel terbesar di dunia Xinyi, untuk membangun pabrik di Batam, Kepulauan Riau, kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
“Ini (akan) menjadi pabrik terbesar nomor dua di dunia setelah di China. Output-nya nanti hampir 95 persen untuk ekspor karena pasar di luar negeri,” kata Bahlil dalam keterangan pers.
Bahlil menambahkan, Xinyi sebelumnya sudah berinvestasi sebesar US$700 juta di Indonesia pada tahun lalu untuk membangun pabrik di Gresik, Jawa Timur.
“Ini pengembangan kedua yang terjadi akibat kepercayaan penuh investor kepada Pemerintah Indonesia,” ujar Bahlil, seraya menambahkan bahwa investasi tersebut akan membuka 35.000 lapangan kerja.
Bahlil menyebut, kerja sama dengan Xinyi ini merupakan bentuk komitmen pemerintah Indonesia untuk mendorong hilirisasi bahan mentah di dalam negeri.
“Kalau sudah sukses membangun ekosistem hiliriasi nikel, kami mulai mendorong ke pasir kuarsa,” kata Bahlil.
Pasir kuarsa merupakan bahan baku utama pembuatan kaca dan panel surya.
Indonesia memiliki potensi sumber daya pasir kuarsa sebesar 25 miliar ton, dengan jumlah cadangan menjadi 330 juta ton yang tersebar di 23 provinsi, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers bersama Bahlil menambahkan, ajakan berinvestasi di Indonesia memang menjadi salah satu agenda utama Jokowi dalam kunjungan ke China, selain bertemu Presiden Xi Jinping.
Pada Jumat, Jokowi menghadiri rangkaian pertemuan dengan pengusaha China dari beragam sektor seperti bidang energi hijau, hilirisasi nikel, otomotif, kesehatan, sawit, dan petrokimia.
“Prioritas investasi ke depan, antara lain, adalah industri hilirisasi energi baru terbarukan, kesehatan, riset untuk ketahanan pangan, dan juga pembangunan IKN (Ibu Kota Negara),” kata Retno, sembari menambahkan bahwa Kementerian Kesehatan pada Kamis juga telah mencapai komitmen investasi sekitar US$1,4 miliar dengan pengusaha China.
“Pada semua pertemuan, Presiden tekankan pentingnya penggunaan tenaga kerja lokal, ramah lingkungan dan membawa nilai tambah bagi Indonesia.”
Merujuk data Badan Pusat Statistik, China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, dengan total perdagangan mencapai US$133 miliar per 2022.
Nilai ekspor Indonesia ke China tercatat US$65,9 miliar sementara impor sebesarUS$67,7 miliar.
Adapun perihal realisasi investasi di Indonesia, China berada di peringkat ketiga pada kuartal I-2023 sebesar US$1,2 miliar, di bawah Singapura US$4,3 miliar dan Hong Kong US$1,5 miliar.
China sempat menjadi investor asing terbesar di Indonesia pada kuartal keempat tahun lalu 2022.