Riau,ruangenergi.com-Ada yang menarik disampaikan Kepolisian Daerah (Polda) Riau terkait ditangkapnya 3 pria berinsial DF, SG dan SY di Kab. Bengkalis, Riau. Ketiganya ditangkap karena mencuri aset milik PT Hulu Rokan (PHR).
Akibat ulah aksi nekat SG, PT Pertamina Hulu Rokan mengalami gangguan produksi. Kenapa? Karena SG nekat mencuri secondary kabel tiang listrik yang memicu padamnya listrik pompa minyak PT PHR sehingga produksi terganggu.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto mengatakan, aset yang dicuri berupa besi, seng, kabel tiang listrik, dan kawat. Akibatnya, pembangunan PT PHR terganggu dan mengalami kerugian.
“Terhadap yang bersangkutan SG, petugas mengambil tindakan tegas terukur, karena berusaha melarikan diri saat penangkapan,” kata Sunarto lewat keterangannya, Rabu (13/4/2022).
Ha Ini,lanjut Sunarto, bentuk komitmen Polda Riau dalam upaya memberantas segala tindak pidana yang terjadi di PT PHR.
“Kita tidak ingin ada kerugian negara timbul akibat perbuatan tersebut dengan terganggunya produksi, apalagi ini merupakan objek vital nasional,” jelas Sunarto.
Ketiga tersangka ditangkap di lokasi berbeda di wilayah Bengkalis. Salah satu tersangka berinisial SG terpaksa ditembak petugas di bagian kaki karena berusaha melarikan diri.Tersangka SY diketahui sudah 12 kali beraksi.
Sementara itu DF, dia merupakan residivis. Sedangkan, tersangka SG nekat mencuri secondary kabel tiang listrik yang memicu padamnya listrik pompa minyak PT PHR sehingga produksi terganggu. Motif para tersangka melakukan pencurian, kata Sunarto, karena permasalahan ekonomi. Mereka dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian. Selanjutnya para tersangka ditahan.
“Adapun yang melatarbelakangi perbuatan para tersangka, lantaran faktor ekonomi,”papar Sunarto.
Dalam catatan ruangenergi.com, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku operator Blok Rokan di Riau, berencana melakukan pengeboran 500 sumur pada tahun ini. Atas rencana tersebut, produksi lapangan minyak peninggalan PT Chevron Pacific Indonesia itu ditargetkan bisa mencapai rata-rata 180 ribu bph pada 2022.
Adapun target produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun ini sebesar 703 ribu bph. Adapun target ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya terealisasi 660 ribu bph.
Namun sayangnya, pada awal tahun ini berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi produksi lifting minyak baru mencapai 632 ribu bph.