Jakarta,Ruangenergi.com-SKK Migas menyampaikan beberapa kontrak penjualan gas akan berakhir dan akan diperpanjang sesuai dengan kemapuan suplai.
Beberapa Kontrak Gas Pipa Ekspor dan LNG akan berakhir di periode 2020 – 2024 (LNG WBX di 2020, GSPL Singapore 2023).
“Setelah pemenuhan gas untuk domestik, terdapat pasokan gas yang diekspor di masa mendatang. Prioritas pasokan gas untuk domestic.Project Supply dan Potential Supply sangat penting dalam menjamin pasokan gas ,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam paparan dihadapan Komisi VII DPR,kemari (25/8/2020) di Jakarta.
Dwi menambahkan,hal hal penting dalam proyek pengembangan gas adalah jumlah cadangan, periode pasokan, lokasi sumber gas, koneksi antara sumber gas yang satu dengan sumber lainnya koneksi dengan Infrastruktur Gas yang ada baik Pipa Gas maupun LNG plant.
Dihadapan Komisi VII DPR,mantan Dirut Pertamina itu menyampaikan terjadi penurunan penyerapan gas di Q2 2020 karena COVID-19, Libur Lebaran dan PSBB.
“SKK Migas mengakui penurunan penyerapan gas berdasarkan sektor kuartal dua tahun 2020 dibandingkan kuartal 1 tahun 2020.Penurunan penyerapan Q2 2020 karena COVID-19, Libur Lebaran dan PSBB: Industri 170 bbtud dengan rincian: 1. Melalui PGN Riau, Kepri dan Sumut : 14 BBTUD Sumsel – Jabar: 132 BBTUD Jatim: 4 BBTUD 2. Industri Lain: 20 BBTUD. Kemudian pupuk & petrokimia 30 bbtud dimana penurunan penyerapan Q2 2020 karena COVID-19, Pemeliharaan Rutin dan Overstock :TurnAround (TA) Rutin: 10 BBTUD.Karena COVID/Overstock: 20 BBTUD. Kemudian penurunan konsumsi pembangkit listrik 73 bbtud. Penurunan penyerapan Q2 2020 karena COVID-19, Pemeliharaan Rutin dan Low Demand: Area Sumatera: 4 BBTUD.Area Jawa – Bali: 65 BBTUD (49 BBTUD karena kerusakan CPP Gundih-PT Pertamina EP).Area Kalimantan, Sulawesi, Papua: 4 BBTUD,” papar Dwi.
Kargo LNG
Dwi juga menyampaikan terjadi penurunan penyerapan kargo LNG dari Kilang LNG Tangguh dimana dialokasikan sebanyak 34 kargo, namun hanya 20 kargo diserap PLN dan dilepas ke pasar spot sebanyak 10 kargo. Tersisalah kargo hingga Agustus 2020 sebanyak 4 kargo LNG dengan status belum terserap.
“Dari 34 kargo LNG Kilang Tangguh, ada 20 diserap,rinciannya 10 kargo dijual ke Sumatera Bagian Utara yakni ke Perta Arun Gas, dan 10 kargo dijual ke Jawa Bagian Barat, yakni ke Nusantara Regas,” pungkas Dwi.