Jakarta, ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut terdapat beberapa lapangan Migas melakukan Unplanned Shutdown dan Planned Shutdown milik Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS).
Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih, mengatakan, salah satunya, Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL) melakukan penghentian sementara produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, selama sembilan hari.
EMCL adalah unit usaha Exxon Mobil Indonesia, ihwal pengehentian sementara produksi Blok Cepu dikarena adanya perawatan sumur produksi yang telah direncanakan (planned shutdown).
“Kami bersama EMCL juga mengusahakan agar planned shutdown yang dilakukan di September ini dapat dilakukan secara optimasi sekitar sembilan hari,” jelas Susana (21/09).
Susana mengungkapkan, produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip ini mencapai 228.000 barel per hari (bph), per 12 Agustus 2020.
Berdasarkan data SKK Migas, lifting minyak nasional hingga 31 Agustus 2020, mencapai 706,9 ribu bph, jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dari target yang direvisi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBNP) 2020 sebesar 705 ribu bph.
Sementara, untuk realisasi produksi gas hingga Agustus 2020 tercatat 5.516 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 99,3% dari target APBN-P yakni 5.556 MMSCFD.
Ruangenergi.com mendapatkan info bahwa untuk planned shutdown EMCL: -226 mbopd & -18 mmscfd; Planned Shutdown CPF-EMCL Banyu Urip dilakukan selama 9 (sembilan) hari.
Selain Blok Cepu, terdapat juga beberapa Blok Migas yang melakukan penghentian produksi sementara, di antaranya :
PHE OSES (Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera) melakukan Unplanned shutdown, dimana terjadi Leaking di 12″ riser pipeline SUNA-YVOA terhitung mulai tanggal 17 Juni – Leaking di 16” Kartini – Tjunction Karmila terhitung mulai tanggal 13 Agustus.
Selanjutnya, Camar Resource Canada Inc, di Lapangan Camar sumur shutdown akibat kebakaran pada well head. Komitmen CRC, head office kembali online pada bulan Oktober 2020.
Termasuk juga di PEP CPP (Pertamina EP Central Processing Plant) Gas Gundih karena TOX (Unit Thermal Oxidizer) terbakar terhitung mulai tanggal 9 April, pihaknya mengestimasi kembali online pada bulan November 2020.
Selanjutnya di Star Energy dimana KH GLC shutdown akibat kebocoran di SBM, hingga saat sedang dalam perbaikan.