Sudah Berjalan 17 Tahun, Aprobi : Biodiesel Beri Kontribusi Positif untuk Perekonomian dan Lingkungan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, pengembangan biodiesel di Indonesia sudah berjalan semenjak 17 tahun lalu dan ditujukan untuk memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan lingkungan. Bahkan saat ini, Indonesia menjadi negara pertama yang mengimplementasikan mandatori Biodiesel campuran 30 persen atau B30.

“Ada tiga tujuan yang ingin dicapai di awal pengembangan biodiesel yaitu ketahanan energi, penciptaan lapangan kerja, dan lingkungan,” ujar Paulus dalam keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Minggu (27/11/2022).

Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) menyatakan penggunaan minyak sawit untuk biodisel di dalam negeri tidak mengganggu pasokan komoditas tersebut untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan.

Ia juga menegaskan bahwa ketersediaan stok minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan tidak akan terganggu mandatori biodiesel.

“Di dalam negeri, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel tidak akan mengganggu kebutuhan produk pangan. Bahkan masyarakat mendapatkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan lingkungan stas penggunaan biodiesel di Indonesia,” paparnya.

Ditambahkannya, kapasitas produksi biodiesel Indonesia mencapai 17,14 juta Kiloliter, yang sebagian besar berada di wilayah barat Indonesia.

“Pada 2021, penggunaan minyak sawit sebagai sumber bahan baku biodiesel sebesar 16,1 persen atau 7,3 juta ton dari total produksi CPO (minyak sawit mentah) dan CPKO (minyak kernel mentah) yang berjumlah 52,096 juta ton,” tukasnya

Selanjutnya pada 2022, konsumsi minyak sawit untuk biodiesel diperkirakan naik menjadi 17 persen dari produksi CPO.

“Mandatori biodiesel berkontribusi mengurangi emisi karbon 22,48 juta ton CO2 ekuivalen pada 2020. Kontribusi ini terus meningkat pada 2021 yang mencapai emisi 25,43 juta ton CO2 ekuivalen,” pungkasnya.

Sementara Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah bertekad untuk memenuhi target bauran EBT 23 persen pada 2025 dan mencapai emisi nol karbon 2060.

“Kelapa sawit sangat strategis dalam pengembangan energi baru terbarukan dalam upaya memenuhi komitmen NDC 2030. Indonesia telah mempunyai peta jalan dalam pengembangan biofuel, biomass cofiring dan implementasi hijau seperti biogas,” ujarnya.(SF)